WE Online, Medan - Buruknya pelayanan PT Perusahaan Listrik Negara, ditambah belum mampunya perusahaan itu mengatasi krisis energi, menjadi salah satu faktor utama yang menghambat perkembangan investasi di Sumatera Utara.
"Boleh dikatakan PLN penyumbang terbesar ketertinggalan iklim investasi di Sumut," kata Ketua Umum Pemuda Perindo Effendi Syahputra kepada Antara di Medan, Minggu (27/3/2016).
Menurut dia, buruknya pengelolaan ketenagakelistrikan oleh PLN di Sumut telah menjadikan provinsi itu sebagai daerah yang dianggap kurang menjanjikan dalam dunia investasi.
Hal itu disebabkan pasokan energi listrik yang memadai dan mencukupi menjadi salah satu faktor pendukung berbagai aktivitas usaha.
Karena itu, tidak mengherankan jika kondisi kelistrikan yang krisis dan sering mengalami pemadaman listrik tersebut menyebabkan iklim investasi di Sumut kurang berkembang sebagaimana harapan.
Bahkan, pelaku ekonomi dan investor yang telah menanamkan modalnya di Sumut sering merasa kecewa dan kewalahan dengan kinerja PLN dalam pengelolaan kelistrikan di Sumut.
Kondisi itu diperparah dengan seringnya diberlakukan pemadaman listrik pada jam-jam produksi sehingga produktivitas perusahaan di Sumut menjadi terganggu.
Untuk memperlancar aktivitas produksi dan menghindari potensi kerugian lebih besar, pelaku usaha harus mengeluarkan biaya produksi tambahan untuk menghasilkan energi cadangan.
Kondisi itu menyebabkan kalangan investor sering berpikir ulang untuk menanamkan modalnya di Sumut meski daerah tersebut sangat potensial, termasuk memiliki strategis dalam peta ekonomi di Asia, khususnya di kalangan Asean.
"Kerugian besar yang terjadi hampir setiap hari akibat pemadaman listrik ini salah satu penyebab investor enggan menanamkan investasinya di Sumut," katanya.
Untuk itu, seluruh pemangku kepentingan di lingkungan PLN Regional Sumut harus segera berbenah untuk mengatasi masalah yang telah berlangsung selama tahunan tersebut.
"Masa iya masalah yang sudah menahun ini terus dipelihara tanpa ada solusi penanganannya," ujar Effendi.
Ia juga berharap pembuat kebijakan di bidang ketenagalistrikan di tingkat pusat untuk mencari solusi atas masalah itu, termasuk dalam mencari sumber-sumber energi alternatif.
Pemerintah juga perlu melakukan evaluasi secara periodik terhadap pengelolaan ketenagalistrikan di Sumut agar krisis yang terjadi dapat segera diatasi.
"Apabila tenaga profesionalnya gagal memenuhi ekspektasi, jangan terlalu lama dipertahankan, segera ganti dengan SDM lain yang memiliki kemampuan dan kompetensi yang lebih baik," ujar Effendi. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman