Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei IDM: Ahok Dinilai Gagal Jadi Gubernur

Oleh: ,

Survei IDM: Ahok Dinilai Gagal Jadi Gubernur Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat dinilai gagal memimpin DKI Jakarta. Ahok dan Djarot dinilai tidak sukses dalam menangani banjir, kemacetan, serta tak mampu mewujudkan pemerintahan yang bersih.

Hal ini disampaikan oleh Koordinator Survei Indonesia Development Monitoring Sukendro Zheng yang melakukan jajak pendapat warga Jakarta jelang Pilkada 2017.

"Dalam temuan survei terkait kinerja Pemda DKI tentang penanganan banjir di Jakarta, 79,3 persen warga Jakarta mengatakan Ahok gagal mengatasi banjir di Jakart. Warga menilai target tiga tahun yang dicanangkan oleh Joko Widodo-Ahok saat kampanye Pilgub 2012 ternyata gagal, sedangkan yang mengatakan berhasil hanya 7,3 persen sedangkan 13,4 persen tidak memberikan penilaian," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (30/9/2016).

Sukendro Zheng menyampaikan Ahok dan Djarot juga dinilai gagal mengatasi kemacetan di Jakarta karena 87,4 persen warga menilai lalu lintas di Jakarta justru semakin semrawut. Ia mengatakan bahwa hanya 2,4 persen warga yang menilai berhasil menangani kemacetan dan 10,2 persen tidak menjawab.

"Terkait pemerintahan yang bersih dari korupsi 79,6 persen warga menilai Basuki Tjahaja-Djarot gagal menciptakan pemerintahan yang bersih. Alasannya, selama kepemimpinan Joko Widodo dan dilanjutkan oleh Basuki Tjahaja-Djarot banyak kasus mark up proyek seperti pengadaan busway karatan, pengadaan UPS, pembelian lahan RS Sumber Waras, lahan rusun Cengkareng, serta proyek reklamasi," ujarnya.

Ia mengatakan warga juga menilai bakal calon gubernur dari PDI-Perjuangan tersebut sangat arogan karena senantiasa melontarkan kata-kata kasar.

"Sebanyak 75,3 persen warga Jakarta menilai Basuki Tjahaja di depan publik tampil dengan bahasa yang kasar dan tidak punya tatak rama, sedangkan 10,2 persen menilai wajar saja dan selebihnya 13,5 persen tidak menilai," pungkasnya.

Disampaikan, survei tersebut dilakukan mulai tanggal 24 September sampai dengan 29 September 2016 dengan jumlah responden 3.067 dari 7,4 juta warga DKI Jakarta yang punya hak pilih pada Pilkada 2017 dengan tingkat kepercayaan 98% dan margin of error +/- 2.1 persen.

Berdasarkan demografik jenis kelamin, responden terdiri dari 51,4 persen pria dan 48,6 persen wanita. Tingkat pendidikan responden 33,3 persen lulusan SD sampai dengan SMP; 49,3 persen lulusan SMA dan 17,4 persen lulusan S1 dan S2.

Dari tingkat pendapatan, sebanyak 49,3 persen responden berpenghasilan Rp1 juta sampai dengan 5 juta; 38,5 persen responden berpenghasilan Rp5 juta sampai dengan 10 juta; dan 12,2 persen responden berpenghasilan Rp10 juta ke atas. Sementara dari usia responden, usia 17-35 tahun sebanyak 56,3 persen; 36-55 tahun sebanyak 34,2 persen; dan 56 tahun ke atas sebanyak 9,5 persen.

Adapun, survei mengunakan metode multistage random sampling dan responden terdistribusi secara proporsional di lima kotamadya dan satu kabupaten di Jakarta di 1.533 rukun tetangga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: