Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pelindo-II Persingkat Bongkar Muat Pelabuhan Tanjung Priok

Pelindo-II Persingkat Bongkar Muat Pelabuhan Tanjung Priok Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Pelindo II Elvyn G. Masassya mengatakan proses bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, akan dipersingkat dengan optimalisasi Cikarang Dry Port (CDP) di Bekasi, Jawa Barat.

Elvyn seusai rapat dengan Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Senin (17/10/2016), mengatakan nantinya proses "clearance" kontainer akan langsung diarahkan ke "pelabuhan kering" di Cikarang.

"Pemeriksaan barang tidak di Priok, tapi langsung ke Cikarang. Ini untuk mempercepat 'dwelling time' (waktu bongkar muat barang di pelabuhan). Istilahnya kalau dulu ketika barang datang kita periksa dulu di Pelabuhan Tanjung Priok baru ke Cikarang, nah sekarang bongkar di Priok, barang langsung dibawa ke Cikarang dan diperiksa di sana," katanya.

Menurut dia, sesuai arahan Luhut, optimalisasi peran CDP diharapkan dapat mempercepat proses bongkar muat barang, mengurangi kemacetan dengan biaya yang lebih murah.

Elvyn menuturkan, dengan dilakukannya proses "clearance" di Cikarang, maka akan mempersingkat proses bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok sekitar paling lambat 2 hari.

Proses pemeriksaan barang langsung di Cikarang berarti fasilitas pendukung seperti perwakilan Ditjen Bea dan Cukai, karantina dan izin lainnya akan dipusatkan di lokasi tersebut.

"Kami dukung ini. Tapi untuk sampai ke sana, kita perlu koordinasi lagi dengan Bea Cukai, pengelola CDP dan menyiapkan moda transportasi yang relevan. Pak Menko tadi saran untuk menjadikan Cikarang sebagai destinasi akhir," ujarnya.

Ia juga menjelaskan alasan CDP menjadi kawasan yang lebih dahulu dioptimalisasi karena saat ini sebanyak 65 persen destinasi (kontainer) berada di Cikarang.

"Pak Menko berharap realisasi (konsep) ini Januari 2017. Sekarang bertahap dulu mulai dari sosialisasi, persiapan infrastruktur dan 'try out' (percobaan)," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi mengatakan pada dasarnya pemerintah ini melakukan optimalisasi "dry port" dan Pusat Logistik Berikat (PLB).

"Jadi bagaimana mendorong sistem 'hub and spoke'. Jadi kita mengurangi yang ada di 'hub' (Pelabuhan Tanjung Priok) dan digiring keluar entah ke 'dry port' atau PLB. Tapi untuk saat ini kita ke titik eksisting (Cikarang)," katanya.

Namun, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Bay M. Hasani mengatakan pihaknya ingin mengkaji lebih dalam rencana optimalisasi CDP.

"Tidak bisa ujung-ujungnya langsung membuat regulasi 'dry port'. Ini tidak menyelesaikan masalah. Harus dikaji dulu," katanya. Bay juga mengaku akan mengevaluasi sistem "dry port" kepada para importir. Hal itu dilakukan agar penggunaan "dry port" bisa efisien.

"Sesuai arahan Pak Menko, importir akan dikumpulkan dulu, duduk bersama. Lalu kita jelaskan untung ruginya 'dry port dan apa kelebihan Pelabuhan Tanjung Priok. Kita akan lihat dulu," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: