Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Optimalisasi Pemanfaatan Model Pembiayan Melalui 'Fintech' (II)

Optimalisasi Pemanfaatan Model Pembiayan Melalui 'Fintech' (II) Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan rintisan fintech pinjam-meminjam, PT Investree Radhika Jaya (Investree), menilai POJK 77/2016 yang menjamin adanya kualifikasi perusahaan fintech dalam ranah P2P lending turut mendorong lahirnya kerja sama ini secara positif. "Regulasi tersebut membuat kami merasa didukung untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan layanan sesuai dengan rambu-rambu yang jelas," kata CEO Investree Adrian Gunadi.

Pendanaan UMKM Penetrasi internet di Indonesia diperkirakan akan tumbuh pesat dan mencapai 100 juta pengguna dalam tiga tahun ke depan. Perkembangan ini menjanjikan prospek yang sangat besar bagi pelaku jasa keuangan digital. Industri jasa keuangan digital Indonesia sendiri memberi kesempatan bagi sekitar 110 juta warga yang tidak memiliki rekening bank untuk mengakses layanan dan produk perbankan.

OJK berharap perkembangan jumlah perusahaan rintisan fintech dalam ranah pinjam-meminjam P2P dapat membantu pelaku usaha skala mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memperoleh akses pendanaan.

Penyelenggara fintech pinjam-meminjam juga diharapkan dapat memperbaiki tingkat keseimbangan dan mempercepat distribusi pembiayaan bagi UMKM ke berbagai daerah. Menurut OJK, jumlah perusahaan rintisan fintech dalam platform pinjam meminjam di Indonesia pada triwulan I/2016 sebanyak 51 perusahaan. Jumlah tersebut meningkat menjadi 135 perusahaan pada triwulan IV.

"'P2P lending' cakupan areanya sangat tidak terbatas, tidak ada limitasi ruang karena pemanfaatan teknologi informasi," kata Imansyah.

Cakupan area yang luas tersebut mempunyai sisi positif bagi akses permodalan bagi UMKM dan masyarakat yang jauh dari pusat bisnis. Imansyah berharap perusahaan fintech mampu menciptakan akses keuangan ke UMKM menjadi semakin besar dan terjadi redistribusi aset permodalan sehingga pemerataan bisa berjalan.

Salah satu contoh pemanfaatan teknologi untuk memperluas akses permodalan UMKM telah dilakukan oleh Investree dan PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (Bank Woori Saudara/BWS).

Kedua entitas tersebut telah menandatangani surat kesepahaman kemitraan penjualan untuk memberdayakan industri UMKM. Bentuk kerja sama yang dilakukan akan memudahkan nasabah BWS yang belum terjangkau dalam kategori layak kredit akan diarahkan kepada 'platform' Investree sebagai alternatif mendapatkan pinjaman.

Komisaris Investree, Aida Sutanto, mengatakan Investree dan Bank Woori Saudara memberikan dampak positif kepada masyarakat, khususnya bagi UMKM, sebagai manfaat dari hadirnya fintech yang dapat berperan sebagai mitra strategis industri finansial.

Kemitraan tersebut merupakan kolaborasi strategis kedua Investree sebagai perusahaan fintech dengan sektor perbankan guna memperluas jangkauan nasabah serta meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air.

"Kali ini dengan Bank Woori Saudara kami melakukan kemitraan penjualan dengan peran Bank Woori Saudara sebagai bank swasta multinasional yang membantu kami menyerbarluaskan kemudahan berinvestasi dan mendapatkan pinjaman dengan hadirnya kecanggihan dan kemudahan fintech maupun peer-to-peer (P2P) lending yang dapat diakses di mana saja," kata Adrian. (Ant/Calvin Basuki)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: