Pemerintah menyiapkan dana senilai Rp320 miliar yang bersumber dari Dana Cadangan Penanggulangan Bencana untuk program reforestasi atau perbaikan daerah aliran sungai di Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei, di Jakarta, Kamis (16/3/2017), mengatakan bahwa berdasarkan fakta yang ada kejadian bencana alam di Indonesia pada 2016 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sehingga pemerintah sepakat untuk mempercepat proses reforestasi DAS.
"Wapres meminta, karena ini kondisi darurat untuk lebih cepat. Kami sepakat anggaran akan diambil dari Dana Cadangan Penaggulangan Bencana senilai Rp320 miliar," kata Willem di Kantor Wakil Presiden seusai rapat Reforestasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat.
Dari total dana yang disiapkan sebesar Rp320 miliar tersebut, sebanyak Rp62,9 miliar akan dialokasikan untuk reforestasi DAS di Nusa Tenggara Barat dan sisanya untuk Jawa Barat. Direncanakan pada April 2017 program tersebut sudah mulai berjalan.
Beberapa cara yang disiapkan oleh pemerintah untuk memperbaiki DAS antara lain adalah mengganti pola tanam pada lereng bukit DAS. Selain itu, reforestasi juga akan dilanjutkan dengan fasilitas pendukung seperti bangunan konservasi tanah dan air.
Willem mengatakan berdasarkan data yang dimiliki tercatat pada 2016 kejadian bencana alam meningkat menjadi 2.384 kejadian. Sementara pada 2015, sebanyak 1.an. Sementara pada 2015, sebanyak 1.732 kejadian. Salah satu hal yang ditengarai menjadi penyebab adalah masalah lingkungan.
"Dalam hal ini kita fokus pada reforestasi atau pemulihan hutan dan lahan di Jabar dan NTB, termasuk DAS. Wapres tadi memerintahkan, bukan cuma di Jabar dan NTB saja tetapi di seluruh indonesia karena situasi seperti ini hampir terjadi di seluruh indonesia," kata Willem.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan bahwa saat ini pihaknya sudah mendekati tahapan akhir persiapan untuk penyelesaian reforestasi DAS Cimanuk hulu, Ciitarum hulu dan juga di Nusa Tenggara Barat.
"Nantinya, ada penanaman, penanaman secara konvensional atau penanaman oleh rakyat, pembibitan dan sebagainya. Untuk kawasan hutan memakai aerial seeding," kata Siti. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement