Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Di Filipina Sulit Temukan Bubur Ayam, yang Banyak Bubur Bandeng'

'Di Filipina Sulit Temukan Bubur Ayam, yang Banyak Bubur Bandeng' Kredit Foto: Antara/Yusran Uccang
Warta Ekonomi, Palu -

Wakil Ketua Masyarakat Aquatik Indonesia (MAI) Hasanuddin Atjo mengemukakan untuk mendukung gerakan massal industrialisasi bandeng laut, diperlukan dukungan regulasi yang berlaku secara nasional.

"Regulasi ini penting dalam rangka mewujudkan industrialisasi bandeng menjadi sebuah gerakan nasional untuk kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan penguatan ketahanan pangan," kata Hasanuddin di Palu, Seni (24/4/2017).

Menurut Hasanudin prospek industri dan budidaya bandeng masih sangat besar. Pasar ekspor semakin terbuka, terutama ke Timur Tengah seperti Arab Saudi, Yaman dan Kuwait serta pasar Eropa yakni Inggris, Belanda, Rusia dan Malaysia.?Indonesia, kata Hasanudin yang saat ini merangkap sebagai Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng itu, merupakan salah satu negara penghasil nener terbesar di dunia. Khusus dari hatchery di Bali dan sekitarnya saja, saat ini telah mampu memproduksi 20 juta ekor nener perhari dengan tujuan pasar masih didominasi Filipina.

"Di Filipina bahkan kita sulit menemukan bubur ayam. Yang banyak dijual justru bubur bandeng. Sebagian besar budidaya bandeng di Filipina, benihnya diimpor dari Bali," ujar penemu teknologi budidaya udang supra intensif Indonesia itu.

Sulawesi Tengah, katanya, saat ini telah melakukan inovasi terkait budidaya bandeng di perairan laut yang dikembangkan dengan teknologi keramba jaring tancap (KJT) dan keramba jaring apung (KJA).

Dari hasil evaluasi, kedua teknologi budidaya ini ternyata mampu 210 ton/ha dengan mutu bandeng yang lebih baik dari bandeng tambak. Sedangkan teknologi KJA yang pernah diuji coba di Sulsel bisa menghasilkan 400 ton/ha. Jadi, budidaya bandeng di laut dengan teknologi KJT dan KJA memberikan banyak peluang baru sehingga sangat potensial bila dikembangkan sebagai sebuah gerakan nasional.

"Dengan KJT dan KJA, kita bisa melakukan panen hidup dan ikan langsung diberikan perlakuan khusus agar tetap hidup lalu dikirim ke tujuan pasar sehingga terjamin kesegarannya," ujarnya.?Memelihara bandeng di laut juga memberikan banyak keuntungan. Kandungan mineral dan protein ikan jauh lebih bagus ketimbang bandeng yang dipelihara di tambak. Juga ikan tidak akan berbau lumpur," katanya lagi. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: