BPS: Sulsel Catat Inflasi 0,33% pada April

Setelah sempat mengalami deflasi pada Maret, Sulawesi Selatan?malah mencatat inflasi pada April. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi Susel pada April berkisar 0,33 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 128,26.

Dari lima kota IHK di Sulsel, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bulukumba sebesar 0,63 persen dengan IHK 133,18 dan inflasi terendah terjadi di Parepare sebesar 0,05 persen dengan IHK 122,9.

"Setelah mencatat deflasi 0,18 persen pada Maret, Sulsel mengalami inflasi 0,33 persen pada bulan ini (April). Terjadinya inflasi pada April di Sulsel tidaklah begitu signifikan karena bergerak dari deflasi," kata Kepala BPS Sulsel Nursam Salam saat merilis perkembangan IHK dan inflasi daerahnya di Kantor BPS Sulsel, Jalan Haji Bau, Kota Makassar, Selasa?(2/5/2017).

Menurut Nursam, inflasi yang terjadi di Sulsel pada April disebabkan kenaikan harga pada enam kelompok pengeluaran. Rinciannya yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,26 persen); kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (1,13 persen); kelompok sandang (0,46 persen); kelompok kesehatan (0,10 persen); kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,01 persen); serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan (0,36 persen).

"Hanya ada satu kelompok pengeluaran yang mencatatkan deflasi yakni kelompok bahan makanan sebesar -0,31 persen," tutur Nursam.

Bila melihat berdasarkan komoditas, Nursam menyebut tarif listrik berkontribusi paling tinggi terhadap inflasi Sulsel. Kontribusi tarif listrik mencapai 0,25 persen. Disusul tomat sayur (0,1 persen); ikan bandeng (0,09 persen); tomat buah (0,05 persen); dan angkutan udara (0,03 persen).

Secara keseluruhan, Nursam memaparkan laju inflasi Sulsel untuk tahun kalendar (Januari-April) sebesar 2,03 persen. Sedangkan laju inflasi year on year (April 2017 terhadap April 2016) sebesar 4,16 persen.