Terus Naik, Utang Pemerintah Pusat Kini Sentuh Rp3.667 Triliun

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, mencatat posisi utang pemerintah pusat hingga bulan April 2017 tercatat mencapai Rp3.667,41 triliun dengan rincian masing-masing Rp2.932,69 triliun (80%) berbentuk surat berharga negara (SBN) dan Rp734,71 triliun (20%) berbentuk pinjaman.

"Dibandingkan bulan sebelumnya, utang pemerintah pusat bulan April 2017 secara neto meningkat sebesar Rp16,37 triliun, berasal dari penerbitan SBN (neto) sebesar Rp19,85 triliun dan berkurangnya pinjaman (neto) sebesar Rp3,49 triliun," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan, Robert Pakpahan.

Sementara itu, penambahan utang neto sejak awal tahun 2017 mencapai Rp156,25 triliun. Kenaikan tersebut berasal dari SBN sebesar Rp152,08 triliun dan pinjaman sebesar Rp4,17 triliun. Selain itu, pemerintah juga telah membayar kewajiban utang pada April sebesar Rp49,13 triliun.

"Pembayaran itu terdiri atas pembayaran pokok utang yang jatuh tempo sebesar Rp38,46 triliun dan bunga utang sebesar Rp10,77 triliun,? imbuhnya.

Robert mengatakan, risiko utang yang memiliki tingkat bunga mengambang mencapai 11,4% dari total utang. Adapun risiko utang yang berasal dari nilai tukar atau rasio utang dengan mata uang asing mencapai 42%. Sementara tingkat rata-rata utang jatuh tempo mencapai sembilan tahun dan 37,2% utang harus dibayar dalam kurun waktu lima tahun.