Kedubes Prancis Adakan Seminar untuk Calon Mahasiswa, yang Akan Studi di Prancis

Kedutaan Besar Prancis di Jakarta menghelat sebuah acara seminar yang notabene ditujukan kepada calon mahasiswa Indonesia yang akan berangkat studi ke Prancis yang diikuti sebanyak 250 calon mahasiswa dengan tujuan studi yang berbeda-beda, di Jakarta, Rabu (12/7/2017).

?Jumlah calon mahasiswa tersebut yang sudah diterima dan siap berangkat ke Prancis. Dari pihak berwenang Prancis, tidak ada kuota, tahun ini diharapkan ada 500 mahasiswa Indonesia baru yang studi di Prancis. Secara aktual ada sekitar 1000 mahasiswa Indonesia di Prancis yang aktif studi saat ini,? ujar atase Press Kedutaan Besar Prancis Indonesia, di Jakarta, Dwi Setyowati.

Seminar yang bertujuan mempersiapkan calon mahasiswa Indonesia untuk menghadapi dunia perkuliahan dan kehidupan sehari-hari di Prancis tersebut digelar secara rutin sebelum tahun ajaran baru di Prancis yang dimulai di bulan September setiap tahunnya.

?Tidak ada diskriminasi perlakuan dari pihak universitas terhadap mahasiswa. Prancis atau international sama-sama mendapat akses pelayanan pendidikan dan pelayanan publik lainnya,? tambahnya.

Duta Besar Prancis untuk Indonesia dan Timor Leste bapak Jean-Charles Berthonet mengatakan Setiap tahunnya 250 anak muda Indonesia memilih Prancis sebagai tujuan studi, baik untuk jenjang S1, S2, maupun S3. Melalui badan resmi di bawah Kedubes Prancis di Indonesia, Campus France, mereka mendaftar dan melalui proses seleksi hingga diterima di universitas-universitas terbaik di berbagai kota di Prancis. Seminar keberangkatan ini akan menjadi bekal informasi praktis bagi mereka yang akan memulai perkuliahan pada September 2017.

Ketika ditanya mengenai tingkat keamanan mahasiwa yang melanjutkan studi di Prancis, dirinya pun menjawab, ?Kegiatan mahasiswa Indonesia di Prancis diwadahi oleh PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) dan bekerjasama erat dengan KBRI di Paris dan konsulat Indonesia di Marseille. Teror bom ada di mana saja, bukan hanya di Paris. Jadi, tetap waspada dan menghindari perkumpulan yang tidak jelas atau terselubung,? pungkas Dwi Setyowati.