Kapal tempur amfibi USS Bonhomme Richard bermanuver menuju pelabuhan di depan Gedung Opera Sydney di Australia, Kamis (29/6). Setelah upacara diatas kapal, dimulailah Talisman Saber 2017. latihan militer gabungan dua tahunan antara Amerika Serikat dengan Australia. | Kredit Foto: Reuters/David Gray
Para pekerja di bandara besar Australia akan menghadapi tindakan screening atau pemeriksaan tambahan sebagai bagian dari tindakan keras dari pihak keamanan bandara.
Kontrol yang lebih ketat datang setelah pihak berwenang menggagalkan sebuah rencana teror yang diduga untuk menurunkan pesawat yang meninggalkan Bandara Sydney pada bulan Juli.
Petugas bagasi Australia atau Australian Baggage Handlers dan staf bandara yang bekerja di zona terbatas sekarang akan menjalani tes acak untuk jejak bahan peledak. Inspeksi juga akan dilakukan terhadap barang-barang serta kendaraan karyawan.
Perubahan tersebut mengikuti kekhawatiran yang diajukan oleh pakar intelijen dan juga serikat pekerja tentang upaya screening tambahan kepada staf bandara, yang notabene di antaranya menggunakan kontrak biasa.
"Langkah-langkah ini memperkuat kontrol yang ada untuk memastikan petugas bandara diberi wewenang, diidentifikasi dengan benar dan juga dilatih dengan tepat sebelum memasuki wilayah airport yang aman," Darren Chester selaku Menteri Transportasi Australia mengatakan, sebagaimana dikutip dari BBC, Senin (23/10/2017).
Pemerintah mengatakan sekitar 140.000 pekerja memiliki akses ke zona aman di bandara.
Seorang senator, Nick Xenophon, mengatakan bahwa Australia harus menerapkan langkah-langkah yang lebih ketat lagi, seperti sistem pemeriksaan wajib yang dimiliki oleh AS untuk semua staf bandara.
"Pendekatan pemerintah terhadap pemeriksaan acak adalah sebuah lelucon," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait:
Advertisement
