PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk atau BNI memperkirakan kredit kemitraan bagi petani tebu akan mencapai Rp150 miliar pada akhir 2017. Saat ini BNI telah menyalurkan kredit kemitraan kepada petani tebu di lingkungan PT Perkebunan Nusantara (PTPN)?VII Lampung dengan plafon maksimal Rp29 miliar.
"Sedangkan penyaluran kredit kemitraan kepada para petani di lingkungan PTPN?X dan PTPN?XI Jawa Timur hingga akhir Oktober 2017 mencapai Rp37 miliar. BNI memperkirakan program kemitraan ini dapat mencapai Rp150 miliar pada akhir tahun 2017," ujar Corporate Secretary Ryan Kiryanto dalam keterangannya di Jakarta, Senin (13/11/2017).
Selain memberikan kredit kemitraan, BNI juga menggandeng Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Kampus Yogyakarta untuk melakukan pelatihan budi daya tanaman tebu bagi 500 petani tebu dari Lampung dan Jawa Timur. Pelatihan dilaksanakan secara bertahap dan dibagi dalam 5 Angkatan agar hasil pelatihan dapat diserap secara maksimal oleh para petani.?
Pelatihan Angkatan Pertama telah dilaksanakan di Auditorium LPP Kampus Yogyakarta, Senin (13/11/2017) dan berakhir pada 16 November 2017. Hadir pada pelatihan Angkatan Pertama ini GM Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo, para peserta pelatihan yang terdiri atas petani tebu dan pegawai Pabrik Gula Bungamayang.
Para petani yang menjadi peserta pelatihan merupakan warga di sekitar kebun yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN)?VII Lampung. Pada kesempatan selanjutnya, petani tebu yang diundang mengikuti pelatihan akan diperluas ke kota-kota lainnya, di lingkungan PTPN X?dan PTPN?XI yaitu Mojokerto, Sidoarjo, Jombang, Kediri, Tulungagung, Lumajang, Jember, dan Situbondo.
"Para petani peserta pelatihan ini merupakan mitra-mitra binaan BNI yang memperoleh dukungan kredit kemitraan," tutur Kiryanto.?
Lebih jauh dirinya menambahkan, tujuan BNI menggelar pelatihan ini adalah ingin meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman petani dalam melakukan budidaya tanaman tebu secara benar.
"Kami juga ingin meningkatkan karakter positif serta kemampuan bermitra dengan para pemangku kepentingan. Selain itu, dengan pelatihan ini, kami coba untuk meningkatkan jiwa entrepreneurship sehingga dapat meningkatkan kemandirian para petani tebu," ungkapnya.?
Melalui pelatihan ini, para petani diharapkan dapat memperoleh kompetensi tambahan, baik Hard Competency maupun Soft competency. Hard Competency yang diperoleh antara lain mampu mempersiapkan lahan, pembibitan, pemeliharaan tanaman, taksasi, manajemen tebang muat angkut, dan penetapan rendemen, hingga mekanisme budi daya tebu.
Adapun Soft Competency yang diperoleh adalah character building, kemampuan bermitra dengan stakeholder, komunikasi dan teknik negosiasi, serta membangun jiwa kewirausahaan. Selain itu, para petani juga mendapatkan pengalaman menyaksikan langsung keberhasilan usaha tebu di sekitar Yogyakarta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait:
Advertisement