Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat menyebut Basuki T Purnama (Ahok) ingin masuk ke partainya. Namun Hanura mengkritik pernyataan Djarot tersebut.
"Kalau soal Ahok ingin masuk PDIP, bisa benar. Itu kita hormati sebagai hak politik Ahok," ujar Ketua DPP Hanura, Benny Rhamdani di Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Meski begitu, Hanura meragukan sejumlah poin yang disebut Djarot disampaikan Ahok. Seperti soal Ahokers diminta memilih PDIP dan klaim Ahok hanya PDIP yang membelanya ketika menghadapi kasus penistaan agama saat Pilgub DKI 2017.
"Diragukan kebenarannya atau bohong mengenai pernyataan Ahok meminta Ahokers memilih PDI Perjuangan dan paling pasang badan menghadapi kelompok yang melawan Pancasila, mencaci dan memaki," katanya.
Hanura juga tidak percaya Ahok menyatakan hanya PDIP yang paling depan membelanya ketika eks Gubernur DKI itu dihina. Menurut Benny, pernyataan tersebut baru bisa terbukti bila keluar dari Ahok langsung. Karena itu, Ia menilai Ahok dijadikan alat 'jualan' kampanye PDIP menjelang Pileg 2019.
"Tapi saya yakin bahwa hanya klaim yang motifnya untuk kepentingan pemilu. Tapi itu cara yang tidak etis untuk dilakukan," imbuhnya.
Hanura bahkan tak terima bila Ahok hanya diklaim satu partai. Benny mengingatkan bukan hanya PDIP yang mendukung dan membela Ahok di Pilgub DKI, termasuk ketika kasus penistaan agama menjadi kontroversi kala itu.
Sebelumnya, informasi mengenai Ahok ingin masuk PDIP terlontar saat Djarot memberikan arahan saat konsolidasi PDIP di Yogyakarta. Djarot mengaku bertemu dengan Ahok, yang kini masih menjalani masa hukuman penjara di Rutan Mako Brimob.
Djarot pun mengungkap sejumlah hal yang menurutnya disampaikan Ahok, di antaranya meminta Ahokers tidak golput hingga meminta agar memilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim