Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Said Didu, mengomentari proyek mobil Esemka yang sempat dibanggakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sejak kehadirannya, Said Didu meyakini proyek tersebut proyek 'bohong'.
"Saat itu saya Ketua Persatuan Insinyur Indonesia langsung sudah menyatakan ini pasti bohong-bohong," ujarnya di Jakarta, Rabu (23/1/2019).
Said menduga, pengembangan mobil dianggap sama dengan produksi mobil. Padahal, kenyataannya berbeda."Kenapa, industri mobil, mungkin Pak Jokowi menganggap produksi mobil sama (seperti) membuat mobil, membuat mobil semua bengkel bisa membuat mobil. Beli sasis di sana, mesin di sana, bikin bodi," terangnya.
Menurut Said, pengembangan mobil perlu mempertimbangkan paten dari kendaraan tersebut. "Tapi after sales nggak ada, pada saat mau (jual) yang punya paten sasis nggak bisa, yang punya paten mesin nggak bisa, mungkin beliau meubel nggak ada paten santai saja," katanya.
Selain itu, Said Didu juga memaparkan pondasi dalam mengembangkan industri otomotif ialah desain dan industri logam. Hal itu belum dimiliki sampai saat ini.
"Saat itu pasti saya (katakan) bohong, saya katakan tadi kalau masih model lama. Maka industri mobil jalan apabila punya pilar dua, kemampuan bersaing karena desain tiap tahun berubah. Kedua pilar industri logam yang sangat kuat," jelasnya.
"Kenapa saya katakan bohong karena landasan mobil, logam dan desain itu nggak punya, belum pabriknya. Kan pabrik mobil sekarang kita datang, saya pernah Hyundai Korea tiap 2 menit keluar satu mobil. Datang bengkel Esemka berapa hari, ya nggak bisa," lanjutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: