Terdakwa kasus dugaan ujaran kebencian melalui media sosial Ahmad Dhani mengikutii sidang dengan agenda pembacaan replik dari Jaksa Penuntut Umum di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (7/1/2019). Jaksa menolak pledoi Ahmad Dhani dan meminta majelis hakim memvonisnya dua tahun penjara sesuai dengan tuntutan. | Kredit Foto: Antara/Putra Haryo Kurniawan
Calon legislatif (caleg) DPR RI, Ahmad Dhani Prasetyo, tak lolos ke Senayan berdasarkan hasil rekapitulasi suara tingkat Provinsi Jawa Timur. Tercatat, Ahmad Dhani hanya mendapat 40.184 suara di Dapil 1 Surabaya-Sidoarjo.
Pengamat Politik asal Universitas Airlangga, Novri Susan, mengatakan ada beberapa hal yang membuat Dhani tak mampu menggaet suara maksimal yang soal politik identitas dan keagamaan. Sejak dulu, ia memastikan politik identitas tak pernah meraih suara maksimal di Indonesia.
"Ahmad Dhani itu artis yang kemudian merepresentasikan politik identitas. Artinya figur artis yang menjadi bagian dari politik berbasis identitas. Dalam hal ini kemarin menggunakan isu-isu yang berkaitan dengan keagamaan. Ahmad Dhani sebenarnya terjebak pada kesalahan pandangan dia sendiri bahwa suara itu bisa didulang dari politik identitas," katanya di Surabaya, Selasa (14/5/2019).
Baca Juga: Kontras! Ahmad Dhani di Penjara, Maia Estainty Asik Mejeng di Bathub Latar Laut Maldives
Novri mencontohkan PDIP pada Pemilu 2019 ini memperoleh suara tertinggi di beberapa daerah. Hal ini lantaran PDIP mengklaim dirinya sebagai partai yang nasionalis namun tetap agamis.
"Kalau politik identitas itu kalau dilihat dari pascaorde baru, kalau kita lihat partai itu ada PKS. Tapi pada perjalanannya orang-orang PKS berupaya untuk menarik diri ke tengah walaupun agak sulit. Politik identitas itu menguat sejak Pilpres 2014," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
