Pertamina Bukukan Laba Bersih Rp36 Triliun di 2018

PT Pertamina (Persero) mencatatkan kinerja positif sepanjang buku tahun 2018. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) migas ini berhasil membukukan perolehan laba bersih perusahaan di 2018 sebesar US$2,53 miliar atau setara Rp36 triliun. 

Hal tersebut dipastikan setelah Pertamina melakukan Rapat Umum Pemegang Saham dengan Kementerian BUMN perihal laporan keuangan perseroan.

Direktur Keuangan Pertamina Pahala N Mansury menjelaskan, pada 2018 memang terdapat sejumlah dinamika yang memengaruhi kinerja sektor migas seperti nilai ICP yang berada di IeveI US$67,47 per barel dan kurs yang berada di kisaran Rp14.246.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Pertamina Kalimantan Tambah 6% Gas Melon

Dirinya melanjutkan, selain itu Pertamina telah berupaya maksimal menjalankan penugasan dari pemerintah dengan menyediakan BBM solar, minyak tanah, dan premium serta LPG tabung 3 kg bagi masyarakat Indonesia dengan harga sesuai yang ditetapkan pemerintah. 

"Berdasarkan kondisi tersebut, perusahaan mampu mencetak kineria positif dengan pendapatan perusahaan sebesar US$57,93 miliar pada 2018 atau naik dari pendapatan pada 2017 yang sebesar US$46 miliar," ujar Pahala di Kementerian BUMN Jakarta, Jumat (31/5/2019).

"Realisesi EBITDA sebesar US$9,20 miliar, naik 27% dibandingkan tahun sebelumnya senilai US$7,26 miliar," tambahnya.

Lebih Ianjut Pahala menjelaskan bahwa beberapa hal penting yang memberikan dampak positif terhadap peningkatan perolehan laba di 2018 antara lain peningkatan kinerja operasional, termasuk penjualan dalam negeri atas minyak mentah, gas, energi panas bumi, dan hasil minyak.

Baca Juga: Alhamdulillah! Pertamina Bagi Dividen Rp7,95 Triliun Tahun Ini

Selain itu, Pertamina mendapatkan dukungan pemerintah dalam hal kenaikan subsidi solar dan penggantian selisih harga formula dengan harga jual eceran untuk jenis BBM tertentu dan jenis BBM ihusus penugasan.

Sebagai tambahan informasi, RUPS tersebut juga memutuskan bahwa setoran dividen tunai PT Pertamina (Persero) sebesar Rp7,95 triliun.