Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dana Asing Bikin PII Indonesia Meningkat di Triwulan I 2019

Dana Asing Bikin PII Indonesia Meningkat di Triwulan I 2019 Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Posisi investasi internasional (PII) Indonesia pada akhir triwulan I 2019 mencatat kewajiban neto yang meningkat, didorong terutama oleh posisi kewajiban finansial luar negeri (KFLN) yang naik.

Pada akhir triwulan I 2019, PII Indonesia mencatat kewajiban neto sebesar US$331,2 miliar (31,5% terhadap PDB), meningkat dibandingkan dengan posisi kewajiban neto pada akhir triwulan IV 2018 yang tercatat US$318,6 miliar (30,6% terhadap PDB).

"Peningkatan kewajiban neto PII Indonesia disebabkan oleh kenaikan posisi KFLN yang lebih besar dari peningkatan posisi aset finansial luar negeri (AFLN)," jelas BI dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (28/6/2019).

Baca Juga: Menguji Jokowi Effect, Pasar Investasi Indonesia Yahud, Bos!

Posisi KFLN Indonesia yang meningkat terutama didorong oleh besarnya aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio dan investasi langsung. Hal tersebut mencerminkan kepercayaan investor yang tinggi terhadap prospek perekonomian domestik.

"Selain itu, berkurangnya risiko ketidakpastian di pasar keuangan global turut menjadi faktor pendorong aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio dan investasi langsung," jelas BI.

Pada akhir triwulan I 2019, posisi KFLN naik 3,5% (qtq) atau sebesar US$23,3 miliar menjadi US$689 miliar. Posisi KFLN yang meningkat dipengaruhi oleh faktor revaluasi positif atas nilai instrumen finansial domestik sejalan dengan peningkatan IHSG dan faktor pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah yang berdampak pada peningkatan nilai instrumen investasi berdenominasi rupiah.

Posisi AFLN Indonesia meningkat terutama didorong oleh meningkatnya posisi aset investasi lainnya dan cadangan devisa. Posisi AFLN pada akhir triwulan I 2019 tercatat naik 3,1% (qtq) atau sebesar US$10,6 miliar menjadi US$357,8 miliar.

Baca Juga: Asing Masuk, Pasar Investasi Indonesia Tokcer!

Posisi AFLN yang meningkat didukung oleh kenaikan rerata indeks saham negara-negara penempatan AFLN dan faktor pelemahan dolar AS terhadap beberapa mata uang utama penempatan cadangan devisa.
BI memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan I 2019 masih tetap sehat. Hal ini tercermin dari struktur kewajiban neto PII Indonesia yang masih didominasi oleh instrumen berjangka panjang.

"Meski demikian, BI akan tetap mewaspadai risiko kewajiban neto PII terhadap perekonomian. Ke depan, BI meyakini kinerja PII Indonesia akan semakin baik sejalan dengan stabilitas perekonomian yang terjaga dan pemulihan ekonomi Indonesia yang berlanjut didukung oleh konsistensi dan sinergi bauran kebijakan moneter, kebijakan pendalaman pasar keuangan, kebijakan fiskal, dan reformasi struktural," ungkap BI.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: