Peduli Lingkungan, Ini Langkah Tepat Tanamkan Bijak Berplastik pada Anak

Mengingat betapa gentingnya masalah soal sampah plastik, diperlukan kerja sama dari semua generasi untuk bisa berlaku bijak berplastik. Tentu semua generasi, dimulai dari yang termuda, anak-anak kecil yang nantinya akan menjadi penerus bangsa ini ke depannya.

Sejatinya, sedari dini memang anak-anak sudah harus mengetahui dan memahami soal bijak berplastik dalam kehidupan sehari-hari. Tapi tentunya untuk bisa mengajari dan mengajak anak-anak untuk bijak dalam berplastik ini, bukanlah hal yang mudah untuk dilakoni.

Lalu apa sebenarnya cara simpel tapi efektif, kita sebagai orang dewasa bisa lakukan untuk mengajak dan menanamkan kesadaran pada anak-anak tentang bijak berplastik ini?

Untuk menjawab pertanyaan bagaimana cara simpel mengajak anak bijak berplastik, langsung saja bertanya pada ahlinya, yakni Dra. Leny Nurhayanti Rosalin, M.Sc, selaku Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.

Lenny menjelaskan sebetulnya ada dua cara untuk bisa mengajak anak untuk semangat dalam berperilaku bijak menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Pertama ialah dengan memberikan contoh langsung, sebab sejatinya anak-anak adalah peniru yang ulung.

"Kita sebagai orang dewasa, harus memulai kasih contoh ke anak-anak. Mulai dari rumah sendiri, langkah kecil. Misalnya anak mau jajan, biasakan bawa wadah sendiri. Siapkan saja, jadi anak jajan itu enggak pakai bungkus plastik lagi. Jadi orang dewasa jadi orang tua itu enggak boleh malas memberi contoh," terang Dra. Lenny, Rabu 21 Agustus 2019 dalam gelaran acara di Gatot Soebroto, Jakarta.

Lenny menambahkan, sebagai orang dewasa jangan sampai lupa memberikan pemahaman kepada anak tentang betapa penting dan bermanfaatnya berperilaku bijak dalam berplastik.

“Selain itu anak-anak harus kita tingkatkan kapasitasnya, berikan pemahaman mana yang baik mana yang enggak. Pemahaman ditekankan untuk kebaikan mereka sendiri, baik di jangka menengah maupun jangka panjang. Harus ajak anak sebagai aktor dan agen perubahan. Jadikan anak pelopor dan pelapor, agent of change atas isu permasalahan sosial,” pungkas Lenny.