Pekerja mengawasi proses produksi lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten, Kamis (7/2/2019). Pemerintah mendorong Krakatau Steel terus mengembangkan klaster industri baja untuk mewujudkan target produksi 10 juta ton baja pada tahun 2025 seiring terus berkembangnya permintaan termasuk dari negara tetangga Malaysia yang saat ini membuka pasar tanpa hambatan tarif untuk baja Indonesia setelah negara tersebut tidak lagi memproduksi HRC. | Kredit Foto: Antara/Asep Fathulrahman
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) tidak menampik kabar yang menyebutkan bahwa pihaknya akan mengakuisisi entitas anak PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), yakni PT Krakatau Daya Listrik (KDL).
Corporate Secretary PGAS, Rachmat Hutama, mengungkapkan bahwa rencana tersebut sejalan dengan maksud PGAS untuk menambah portofolio gas, baik domestik maupun mancanegara. Melalui penambahan portofolio tersebut, PGAS berharap bisnisnya dapat bertumbuhan dan memberi keuntungan lebih bagi perusahaan dan stakeholder.
Baca Juga: Layani Industri Garam di Madura, PGN: Ini Langkah Awal Sebarkan Manfaat
Baca Juga: Gelar RUPSLB, PGN Rombak Formasi Direksi dan Komisaris
"Berkenaan dengan penambahan portofolio gas, khususnya rencana pengambilalihan bisnis gas PT Krakatau Daya Listrik, PGAS masih melakukan kajian internal menyangkut nilai dan opsi skema pengambilalihan," jelas Rachmat secara tertulis, Jakarta, Kamis (05/09/2019).
Sebagai informasi, kabar perihal akuisisi KDL pertama kali diungkapkan oleh Direktur Keuangan PGAS, Said Reza Pahlevi. Melansir dari CNBCIndonesia, Said Reza menyatakan bahwa akuisisi tersebut akan dieksekusi pada tahun 2020 mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
