Pertumbuhan Pengguna Tinder Seret, Saham Induknya Melorot

Induk Tinder, Match Group Inc meleset dari estimasi pendapatan kuartalan Wall Street pada Selasa. Alasannya karena pertumbuhan pelanggan pada aplikasi kencan populernya, Tinder, jatuh ke level terendah dalam setidaknya satu tahun. Dilansir dari Reuters (5/2/2020), saham Match Group turun 10% setelah bel.

Penyedia layanan kencan online ini juga memperkirakan pendapatan kuartal pertama di kisaran US$545 juta hingga US$555 juta, di bawah perkiraan rata-rata analis dari US$562,2 juta, menurut data IBES dari Refinitiv seperti dilaporkan Reuters.

Tinder menambahkan sekitar 200.000 pelanggan rata-rata pada kuartal keempat menjadikan jumlah total pelanggan rata-rata hampir 5,9 juta. Aplikasi ini menikmati hampir 45% pangsa pasar, menurut perusahaan riset Apptopia.

Baca Juga: Platfrom Biro Jodoh Asal Rusia Mau Kalahkan Tinder

Sebelumnya, pada kuartal ketiga, 437.000 pengguna mendaftar di Tinder menjadikan jumlah pelanggan rata-rata menjadi 5,7 juta.

Match telah berinvestasi besar-besaran untuk memasarkan pemintal uangnya, Tinder, di pasar negara berkembang, termasuk India dan Amerika Latin, serta mempromosikan layanan lainnya seperti Hinge karena persaingan di ruang kencan online semakin memanas.

Total biaya operasi Match naik 19,8% menjadi US$366,9 juta pada kuartal keempat. Total pendapatannya naik 19,6% menjadi US$547,2 juta pada kuartal tersebut, masih meleset dari estimasi rata-rata analis sebesar US$552,9 juta.

Laba bersih Match Group yang diatribusikan kepada pemegang saham naik menjadi US$132,2 juta, atau 45 sen per saham, untuk kuartal keempat yang berakhir 31 Desember, dari US$115,5 juta atau 39 sen per saham, setahun sebelumnya.