Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Makin Percaya Diri Usai Lolos dari Pemakzulan

Trump Makin Percaya Diri Usai Lolos dari Pemakzulan Kredit Foto: Reuters/Leah Millis

Senator Sherrod Brown dari Demokrat menuding para koleganya dari Republik memberikan dukungan kepada Trump karena ketakutan, bukan karena prinsip. Bahkan pemimpin minoritas Senat Charles E Schumer menyatakan, para Senator Republik mengetahui bahwa Trump itu bersalah. “Banyak pendukung Republik, saya percaya mengetahui bahwa kita benar,” katanya dilansir The Washington Post. Bahkan, Senator Bernie Sanders menyebutkan, banyak pendukung Republik sepakat dengan apa yang dilakukan Romney di hati mereka.

Para pejabat Partai Republik mengklaim penggalangan dana selama proses pemakzulan justru mengalami peningkatan. Mereka berhasil mengumpulkan USD155 juta dalam tiga bulan terakhir pada 2019 untuk pemilu presiden mendukung Trump. Itu menjadikan kepercayaan diri Republik semakin kuat akan memenangkan pemilu presiden pada November 2020.

Baca Juga: Lolos dari Pemakzulan, Ini Respons Trump

Pada November mendatang, Trump akan menjadi presiden pertama yang pernah dimakzulkan dan kembali mencalonkan diri. Dua presiden lainnya, Bill Clinton pada 1999 dan Andrew Johnson pada 1868, tidak diturunkan oleh Senat dan tidak kembali mengikuti pemilihan presiden.

Pemakzulan dianggap Republik sebagai upaya untuk memperkuat keyakinan pemilih. Pemilu November mendatang bisa menjadi klaim kemenangan bagi Trump. “Pembebasan (dari pemakzulan) berarti kemenangan total,” kata Tim Murtaugh, direktur komunikasi tim kampanye Trump, dilansir Reuters.

“Keputusan Demokrat untuk bergerak maju dengan pemakzulan akan tenggelam dan menjadi kalkulasi politik terburuk dalam sejarah AS,” paparnya.

Bukti kepercayaan diri, beberapa menit setelah para senator menyatakan Trump tidak bersalah, dia langsung mengunggah video kampanyenya sendiri tentang sinyal masa depan. Dia menyebutkan, dirinya ingin menjadi presiden beberapa dekade mendatang. Sayangnya, konstitusi hanya membatasi dua kali periode. Trump pun dikritik karena bertindak seperti raja selama persidangan pemakzulan Trump.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: