Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kepanikan Global Akibat Covid-19 Mereda, Pasar Keuangan Kembali Semringah

Kepanikan Global Akibat Covid-19 Mereda, Pasar Keuangan Kembali Semringah Kredit Foto: BI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) menilai sejumlah strategi yang ditempuh regulator keuangan di berbagai negara-negara maju dalam menekan dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian membuat kepanikan investor global dan pelaku pasar mereda. Imbasnya, pasar keuangan global kembali semringah.

"Kita dengar positif bagaiman senat AS telah menyetujui usulan untuk paket stimulus fiskal 2 triliun dolar AS yang dikomunikasikan untuk kesehatan, kemudian sebesar 350 miliar dolar AS untuk UMMK, dan 250 miliar dolar AS untuk tenaga kerja, juga 500 miliar dolar AS untuk dunia usaha, serta alokasi untuk bansos di negara AS," ujar Perry di Jakarta, Kamis (26/3/2020).

Baca Juga: Di Tengah Wabah Corona, Operasional dan Layanan BI Jalan Terus

Lalu lanjut kata dia, Jerman mengeluarkan paket stimulus fiskal 10% dari PDB mereka sebesar 860 miliar dolar AS. Langkah dan stimulus ini, kata Perry, memperkuat langkah-langkah bank sentral negara di seluruh dunia.

"Beberapa waktu lalu bank sentral AS turunkan bunga FFR 100 bps dekati 0% juga tambah injeksi likuditas ke pasar uang dan pembelian surat berharga di sektor keuangan dan korporasi. Bank sentral eropa juga sepakati injeksi likuiditas di samping langkah-langkah relaksasi yang lain. Ini langkah koordinasi di berbagai negara termasuk Indonesia dalam kerangka G20," ungkap Perry.

Berbagai langkah tersebut, sebut Perry, telah mengurangi kepanikan di pasar keuangan global di mana harga saham di berbagai negara mengalami penguatan. "Kita lihat bagaimana (indeks) dow jones menguat 2,4%, SNP di atas 1%, indeks risiko di pasar keuangan AS menurun jadi 63,9% dari sebelumnya 72%," terang Perry.

Kemudian indeks saham di Eropa juga menguat. Indeks saham mayoritas negara emerging market seperti Brasil, Meksiko, Rusia, dan berbagai negara lainnya juga menguat. "Paket kebijakan dari sisi moneter maupun stimulus mengurangi kepanikan di pasar dan redakan tekanan di global serta berimplikasi membaiknya sentimen ke pasar keuangan Indonesia," tutur Perry.

Nilai tukar rupiah unjuk gigi dan membuktikan keperkasaannya di hadapan mata uang global, terutama dolar AS. Sejak pembukaan pasar spot Kamis (26/03/2020), rupiah terapresiasi 1,5% ke level Rp16.200 per dolar AS. Capaian rupiah pada hari ini umpama oasis di padang pasir, mengingat beberapa waktu lalu rupiah tak berdaya hingga terkoreksi -16,20% dalam sebulan ke belakang.

Tak jauh beda, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 9,62% atau 378,79 poin ke posisi 4.316,42 pada sesi I perdagangan hari ini. Siang ini, ada 6,79 miliar saham diperdagangkan dengan frekuensi 553.596 kali dan membukukan transaksi harian sebesar Rp7,33 triliun. Pergerakan saham yang terpantau meliputi 294 saham naik, 100 saham turun, dan 107 saham lainnya stagnan.

"Ini menunjukkan kondisi kepanikan global mereda. Apa yang dialami tidak terpisah dari pasar keuangan dunia. Di pasar obligasi pemerintah ada investor asing yang beli SBN di pasar sekunder. Outlfow alami penurunan, ini tunjukkan kondisi pasar keuangan, saham, obligasi makin membaik," jelas Perry.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: