Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak 'Pengecut' Seperti Facebook, Snapchat Setop Promosi Akun Trump

Tak 'Pengecut' Seperti Facebook, Snapchat Setop Promosi Akun Trump Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan pandemi virus korona (COVID-19) sebagai darurat nasional saat Wakil Presiden Mike Pence mneyimak dalam konferensi pers di Rose Garden Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Jumat (13/3/2020). | Kredit Foto: Reuters/Jonathan Ernst
Warta Ekonomi, Jakarta -

Snap Inc mengatakan tidak akan lagi mempromosikan akun Presiden AS Donald Trump di bagian discover aplikasi Snapchat.

Dilansir dari Reuters (4/6/2020), komentar Trump yang pedas minggu lalu membuat akun tersebut tidak memenuhi syarat untuk bagian kurasi di mana pengguna menjelajahi konten baru.

"Kami tidak akan memperkuat suara yang menghasut kekerasan rasial dan ketidakadilan dengan memberi mereka promosi gratis di discover," kata Snapchat dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Pedas! Mantan Pegawai Facebook Teriak Mark Zuckerberg Pengecut Atas Postingan Donald Trump!

"Kekerasan rasial dan ketidakadilan tidak memiliki tempat di masyarakat kita dan kita berdiri bersama dengan semua yang mencari perdamaian, cinta, kesetaraan, dan keadilan di Amerika," lanjut Snapchat.

Saham Snap Inc turun 2,4% setelah pengumuman ini.

Akun Snapchat Trump akan tetap publik dan dapat diakses oleh orang yang mengikuti atau mencarinya, kata Snap.

Langkah ini disebut oleh pendukung Manajer Kampanye Trump, Brad Parscale, sebagai langkah yang mendukung "gerakan ekstrim kiri."

Snap membantah dan mengatakan bahwa platform Snapchat mengakomodasi kedua belah kubu politik, baik Republik maupun Demokrat.

Twitter memicu kehebohan pekan lalu dengan menempatkan label pada beberapa tweet Trump yang katanya melanggar aturan tentang informasi yang menyesatkan dan mempromosikan kekerasan.

Sementara Facebook menolak untuk mengambil tindakan apa pun pada posting-an yang sama, yang kemudian memicu protes dari para karyawannya pada Senin lalu.

Snap menjadi perusahaan sosial media kedua yang mengambil posisi berseberangan dengan Trump, pascademonstrasi untuk memprotes perilaku rasial aparat hukum terhadap masyarakat kulit hitam di Amerika, berubah menjadi kerusuhan dan penjarahan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: