"Para penyebar hoaks ini sudah seperti teroris karena mengganggu stabilitas ekonomi negara. Kalau sampai nasabah melakukan penarikan dana besar-besaran di perbankan, maka akan membuat bank sehat jadi sakit. Jadi aktor intelektualnya harus ditangkap," jelas Nixon.
Bukan apa-apa, jika bank sehat menjadi sakit, pemerintah yang saat ini sudah repot menangani pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19, harus turun tangan lagi untuk menangani masalah perbankan.
Sementara terkait isu BTN kalah kliring, Nixon membantah kabar tersebut. Menurut dia, BTN tidak pernah kalah kliring karena penempatan dana perseroan di Bank Indonesia (BI) sangat melimpah lebih dari dua kali lipat dari ketentuan. "Alat likuiditas BTN sangat besar, jadi tidak ada isu kalau kita kalah kliring," tegasnya.
Nixon mengungkapkan, alat likuiditas BTN yang terdiri dari kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) dan Giro Wajib Minimum (GWM) sangat besar. Di SBN ada penempatan sekitar Rp25 triliun, sedangkan alat likuiditas dana pihak ketiga (DPK) BTN lebih tinggi dari ketentuan yang berlaku.
"Bahkan ada dana masuk dalam bentuk dolar dan rupiah mencapai sekitar Rp15 triliun baru-baru ini," paparnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti