Belakangan ini muncul laporan mengenai pasien Covid-19 yang mengalami kondisi happy hypoxia atau silent hypoxia. Pasien Covid-19 tersebut tampak tidak memiliki keluhan, meski sel dan jaringan tubuhnya kekurangan oksigen. Kenapa pasien bisa tidak menyadarinya?
"(Covid-19) memang utamanya adalah menyerang paru-paru," jelas Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH.
Baca Juga: Babak Belur Dihajar Covid-19, Grup Maskapai Singapura PHK Ribuan Karyawannya
Covid-19 dapat menyebabkan peradangan yang luas di paru-paru sehingga menyebabkan fungsi paru menurun. Dalam kondisi normal, pasien dengan penurunan fungsi paru akan mengalami sesak napas sebagai respons tubuh untuk mendapatkan oksigen lebih banyak.
Akan tetapi, pasien Covid-19 yang mengalami happy hypoxia tampak tidak mengalami sesak napas meski saturasi oksigennya di bawah normal. Ketidakmunculan sesak napas pada pasien Covid-19 justru berbahaya.
Alasannya, sesak napas dibutuhkan dalam kondisi hipoksia sebagai pertanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada paru-paru. Tanpa kemunculan sesak napas ini, pasien yang mengalami hipoksia tidak menyadari kondisinya sehingga berisiko terlambat untuk mendapatkan penanganan medis di rumah sakit.
Prof Ari mengungkapkan ada dua hal yang mungkin membuat pasien Covid-19 bisa tidak merasa sedang mengalami hipoksia. Salah satunya, Covid-19 dapat menyerang pernapasan sehingga membuat efek sesak napas tidak muncul ketika pasien tersebut mengalami hipoksia.
Kedua, peradangan yang luas di paru-paru juga dapat membuat pasien yang hipoksia tidak merasa sesak napas.
"Kondisi itu tidak membuat penderitanya menjadi sesak napas makanya disebut happy hypoxia," jelas Prof Ari.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: