Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang signifikan mencapai -19.78% year to date (YTD) 9 Oktober 2020 ke level 5.053. Menurut Equity Analist MNC Sekuritas Catherina Vincentia, penurunan tersebut membuka peluang yang menarik untuk investasi jangka panjang. Investor pemula dapat memanfaatkan momentum ini untuk mengkoleksi saham-saham yang sudah diskon.
“Banyak saham – saham LQ45 berfundamental bagus menawarkan diskon yang besar yaitu mencapai 30% hingga lebih dari 50%,” jelas Catherina, dalam keeterangan resmi di Jakarta, Senin (12/10/2020).
Baca Juga: Anies Bangunkan Bioskop dari Mati Suri, Nasib Dua Saham Perusahaan Perfilman Bak Langit dan Bumi!
Tim Riset MNC Sekuritas pun membocorkan saham-saham yang bisa dibidik untuk investasi jangka panjang. Pertama, perusahaan investasi milik Hary Tanoesoedibjo ini merekomendasikan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) karena prospek bisnis Perseroan didukung oleh dominasi infrastruktur pipa gas yang dimiliki pasca merger dengan Pertagas. Perbaikan outlook perekonomian di tahun 2021, juga diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan PGAS. PGAS juga dinilai memiliki valuasi yang murah dengan PBV hanya 0,66x dimana jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai impairment dari asset pipa gas yang dimiliki saat ini.
“Harga saham PGAS pun akan mencapai Rp1,200 per saham dengan rasio potensi kenaikaan 22,45%,” ujarnya.
Kedua, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang diperkirakan harganya akan melambung ke Rp5,700 per saham dengan rasio potensi kenaikaan 22,84%. BBNI dinilai memiliki prospek yang menarik seiring dengan lebih fokusnya bisnis Perseroan untuk mengembangan segmen korporasi dengan masuknya manajemen baru dari eks Bank Mandiri.
Baca Juga: Saham Sektor Farmasi hingga Teknologi Sangat Menjanjikan
“Sinergi bisnis diharapakan dapat lebih baik di tahun 2021 disertai dengan nilai valuasi yang masih murah yaitu di PBV hanya 0,79x dimana jauh lebih rendah dibandingkan industri Perbankan di buku IV,” terangnya.
Terakhir, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang diprediksi akan meroket ke harga Rp3,600 per sahaam dengan rasio potensi kenaikaan 31,87%.
Pasalnya, pertumbuhan konsumsi data masih menjadi motor pertumbuhan bisnis Perseroan di tengah ketidakpastian karena COVID-19, dimana Work From Home (WFH) dan tingginya aktivitas online malah menopang pertumbuhan bisnis yang lebih baik. Katalis positif lainnya juga berasal dari menurunnya tingkat persaingan dari perang tarif di kuartal III 2020 dan kuartal IV 2020. “Hal tersebut mendorong perbaikan sisi margin bisnis Perseroan. TLKM diperdagangkan pada PE di 12,31x dimana nilai tersebut jauh lebih rendah dibandingkan rata - rata historis dalam 3 tahun terakhir,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri