Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Pandemi, Len Tetap Garap Proyek PJU Tenaga Surya Hingga Railway Kereta Api

Meski Pandemi, Len Tetap Garap Proyek PJU Tenaga Surya Hingga Railway Kereta Api Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

PT Len Industri (Persero) tetap progresif merampungkan proyek di tengah pandemi COVID-19. Bagaimana perkembangannya hingga saat ini?

Direktur Utama Len Industri, Zakky Gamal Yasin menjelaskan Len Industri kini mengemban tugas baru bersama Pertamina dan PLN per Juli 2020 ditunjuk pemerintah sebagai Tim Percepatan Pemanfaat 1,4 GWp PLTS di kalangan BUMN. Di sisi lain, Len melalui anak usahanya juga menawarkan solusi berupa PV-Rooftop atau atap surya untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga maupun perkantoran sejak 2018 silam.

"Proyek-proyek yang ditangani dengan pembatasan aktifitas sesuai protokol,” ujar Zakky, Jumat (30/10/2020)

Baca Juga: Ini Strategi Pertamina Tingkatkan Layanan Energi ke Masyarakat

Baca Juga: Waspada! DKI Jakarta dan Sekitarnya Akan Dilanda ... Hari Ini

Selain itu, sebanyak 491 titik BTS tenaga surya telah dibangun dan dioperasikan sejak 2016 sebagai infrastruktur telekomunikasi di area blankspot untuk menghubungkan masyarakat di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) dengan daerah lainnya di Indonesia.

Yang terbaru, saat ini Len tengah menggarap proyek pemasangan 16.800 titik PJUTS (Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya) mencakup Wilayah Barat (Sumatera, Tangerang, Jawa Barat), Wilayah Tengah (Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan), dan Wilayah Timur (Sulawesi, Maluku, Papua). Pemerintah sendiri melalui Kementerian ESDM menargetkan pemasangan 45 ribu titik PJUTS di 33 provinsi, sehingga masih akan ada peluang lainnya lagi.

Dalam proyek PJUTS, komponen yang paling memiliki porsi terbesar adalah modul surya sebagai komponen yang menghasilkan dan menyalurkan arus listrik ke lampu dengan memanfaatkan sinar matahari. Modul surya yang digunakan diproduksi sendiri oleh Len Industri dan memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 43,5%.

Sementara itu, dalam industri persinyalan kereta di Indonesia, PT Len Industri berada di balik layar suksesnya transportasi perkeretaapian dalam negeri. Di tingkat nasional, Len Industri telah dipercaya berkontribusi dalam pembangunan transportasi urban seperti LRT Palembang, LRT Jakarta, Skytrain Bandara Soekarno-Hatta sebagai kereta full driverless pertama di Indonesia, serta LRT Jabodebek hingga jalur utama (mainline) di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. 

Secara kesuluruhan, Len telah terlibat dalam 120 lebih proyek persinyalan di sepanjang 219 stasiun dan 2.430 km jalur utama (mainline) kereta.

Track record PT Len Industri di industri nasional telah teruji, kini PT Len Industri unjuk keandalan dan memperluas pasar sistem perkeretaapiannya di kancah global dimulai dari Asia Pasifik dan Afrika dengan membentuk konsorsium bersama BUMN.

Zacky menyebutkan proyek berjalan di bidang railway saat ini antara lain pembangunan sistem persinyalan dan telekomunikasi jalur kereta antara Mandalle - Palanro Lintas Makassar – Parepare di sepanjang jalur 60 km melewati 7 stasiun persinggahan. Jalur ini merupakan bagian dari KA Trans Sulawesi sepanjang 145 km yang merupakan jalur kereta pertama di pulau tersebut. 

"Trans Sulawesi sangat penting untuk mempercepat arus logistik dan penumpang dari dan ke kota Makassar," ujarnya.

Seiring dengan terus meningkatnya kompetensi dan pengalamanya di bidang elektronika pertahanan, serta dukungan pemerintah kepada industri pertahanan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan alutsista, kini lini bisnis pertahanan menjadi yang paling diharapkan dalam menunjang kinerja Len Industri untuk beberapa tahun ke depan. 

Sebut saja kontrak pekerjaan yang saat ini masih berjalan sepanjang tahun 2020 seperti Radar Medium Range (TNI AU), Pertahanan Udara Starstreak Indonesia (TNI AD), modernisasi Combat System MRLF (Multi Role Light Frigate) KRI Usman Harun (TNI AL), Taktikal Radio Alkom Perbatasan Kalimantan Timur (TNI AD), serta National Tactical Data Link (TNI AU). Semua ini diraih berkat konsistensi peran perusahaan dalam bidang pertahanan sejak awal tahun 2000-an.

PT Len Industri mendesain dan membangun jaringan komunikasi data taktis bagi seluruh sensor dan alutsista milik TNI AU.  Beberapa jenis alutsista yang sedang dan akan dikembangkan Tactical Data Link-nya antara lain pesawat patroli maritim, pesawat angkut, pesawat jet figther, dan satuan radar. 

Len belum lama ini juga ikut mendukung kegiatan Latbakjarat (Latihan Menembak Senjata Berat) TNI AD terintegrasi Pussen Arhanud TA 2020 di Pandanwangi Lumajang (10/9/2020) lalu. Direktur Operasi II Len Industri  Adi Sufiadi Yusuf menyerahkan Target Drone buatan Len kepada Dan Kodiklat TNI AD. Dalam latihan tersebut Target Drone berhasil ditembak prajurit Korps Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI AD menggunakan rudal mistral.

Tak kalah pentingnya di bidang TIK (teknologi informasi dan komunikasi), PT Len Industri sudah turut serta dalam pembangunan jaringan optik, pemancar TV, stasiun seismic dan radar cuaca BMKG yang menyebar dan mengkoneksikan setiap wilayah Indonesia. Tidak hanya dalam proses pembangunannya saja, hingga kini perusahaan tetap dipercaya dalam melakukan pengoperasian dan pemeliharaan dari proyek-proyek di atas.

"Spektrum bisnis elektronika pertahanan, sistem perkeretaapian, renewable energy, dan didukung TIK kini menjadi core business perusahaan dalam mendongkrak kinerja perusahaan," ujarnya.

Adapun, terkait penugasan dalam rangka penanganan pandemi covid-19, Len masih memproduksi perangkat emergency ventilator #BPPT3S-Len yang menggunakan desain dan komponen lokal. Hingga saat ini, Len telah menerima permintaan total sebanyak 153 unit ventilator dari Yayasan BUMN, Bank Mandiri, PT KIO 95, Perum Peruri, RS Budi Sehat, yang semuanya akan disumbangkan kepada rumah sakit yang menangani pasien penderita covid. Emergency Ventilator #BPPT3S-Len dipasarkan dengan harga Rp 25 juta.

"Inovasi dan teknologi seolah menjadi semboyan yang terus digelorakan sebagai bagian dari budaya perusahaan dalam mendukung usaha perusahaan sebagai Engineering, Procurement, and Construction maupun manufaktur," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: