Chain abstraction (abstraksi rantai) adalah filosofi desain yang merujuk pada penyederhanaan dan penyatuan interaksi di berbagai jaringan blockchain.
Ini adalah konsep yang bertujuan untuk mengabstraksi kerumitan dan perbedaan antara berbagai sistem blockchain untuk memungkinkan interoperabilitas dan pengembangan yang lebih lancar dan mudah.
Chain abstraction bukanlah upaya untuk mengurangi fitur inti yang membuat blockchain berharga (keamanan, desentralisasi), atau semacam jalan pintas menuju adopsi massal.
Seiring berkembangnya web3 yang semakin multichain, chain abstraction menawarkan jalan menuju interoperabilitas yang mulus. Untuk lebih memahami cara kerjanya, ada lima kesalahpahaman umum tentang chain abstraction.
Chain Abstraction Menghilangkan Perbedaan antar Blockchain
Kesalahpahaman umum adalah bahwa chain abstraction akan sepenuhnya menghilangkan perbedaan teknis dan fungsional antara berbagai blockchain. Meskipun ini secara signifikan menyederhanakan interaksi antar chain, karakteristik unik, mekanisme konsensus, dan model keamanan dari setiap blockchain tetap utuh.
Sederhananya, alih-alih menghilangkan perbedaan antara blockchain, chain abstraction bertujuan untuk menghilangkan hambatan dari pengalaman pengguna dalam menggunakan berbagai blockchain.
Hanya Tentang Transaksi Cross-chain
Fasilitasi transaksi di berbagai blockchain adalah fitur penting dari chain abstraction, tetapi bukan satu-satunya manfaat. Chain abstraction juga mencakup penyederhanaan akses dan penggunaan aplikasi terdesentralisasi, penerapan smart contract, dan pengambilan data di berbagai blockchain, yang meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.
“Aplikasi yang diinginkan orang bukan hanya tentang aset… Kami melihat orang bekerja sangat keras untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya dasar. Saya memiliki aset di chain ini, saya ingin membeli dan menempatkan aset di chain itu, sekarang ini membutuhkan waktu berjam-jam, ketika seharusnya hanya dengan mengklik tombol dan selesai. Untuk membangun kasus penggunaan yang sederhana saja, ada banyak hal yang secara alami perlu dihilangkan dalam pemrograman.” ungkap CEO Agoric Dean Tribble pada acara World of Chain Abstraction panel, BUIDL Asia
Chain Abstraction Mengarah ke Sentralisasi
Kesalahpahaman lain adalah bahwa proses mengabstraksi operasi pada chain dapat mengarah pada sentralisasi. Kekhawatiran ini berasal dari ide bahwa lapisan atau antarmuka yang disederhanakan yang memudahkan akses ke banyak blockchain dapat menjadi titik kendali atau kegagalan tunggal.
Sebagian besar solusi chain abstraction dirancang dengan memperhatikan desentralisasi, menggunakan protokol dan mekanisme terdesentralisasi tanpa mengandalkan layanan terpusat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kegunaan dan interoperabilitas tanpa mengorbankan desentralisasi yang membuat teknologi blockchain unik dan berharga.
Penting untuk membedakan antara tujuan chain abstraction yang menyederhanakan akses bagi pengguna akhir, dan sentralisasi kendali atas jaringan yang mendasarinya.
Mengorbankan Keamanan Jaringan
Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa mengabstraksi operasi chain dapat mengorbankan keamanan transaksi dan interaksi. Sebaliknya, lapisan chain abstraction dirancang untuk mempertahankan standard keamanan dari setiap blockchain yang mendasarinya. Ini memfasilitasi komunikasi dan transaksi cross-chain yang aman tanpa mengurangi protokol dan langkah keamanan individu yang melekat pada setiap blockchain.
Membuat Interoperabilitas Blockchain Sederhana
Chain abstraction memang bertujuan untuk menyederhanakan interoperabilitas, namun proses dan teknologi di balik interaksi cross-chain yang terlihat mulus tetap kompleks. Hal ini memastikan kompatibilitas, keamanan, dan efisiensi di berbagai arsitektur blockchain yang beragam.
Chain abstraction menangani tantangan yang muncul khususnya karena keberhasilan dari berbagai arsitektur blockchain seperti appchain, solusi layer-2, rollup, dan sistem modular. Teknologi-teknologi ini tidak hanya mendapatkan daya tarik secara individu tetapi juga mulai membangun tingkat konektivitas di antara mereka.
Kebutuhan untuk chain abstraction muncul dari perlunya mengelola dan menyederhanakan interaksi di seluruh sistem yang beragam ini. Setiap arsitektur, meskipun kuat dengan sendirinya, memperkenalkan tantangan unik saat digabungkan dengan yang lain. Mulai dari perbedaan kecepatan transaksi dan mekanisme konsensus hingga bahasa smart contract dan protokol keamanan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement