Kredit Foto: Agus Aryanto
Munculnya kasus Covid-19 di Indonesia sejak Maret 2020 lalu, memaksa pemerintah Indonesia untuk mengatur sejumlah strategi guna memutus rantai penyebaran virus tersebut.
Selain menyemprotkan disinfektan dan penerapan hidup bersih, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dipilih sebagai salah satu upaya dalam memutus virus Covid-19 yang pertama kali muncul di negara China tersebut.
Tak dapat dimungkiri, bagi perusahaan perkebunan kelapa sawit, pandemi ini juga berdampak pada operasional perkebunan, akibat terbitnya beberapa kebijakan pembatasan.
Baca Juga: Saking Kompetitifnya, Sawit Jadi Korban Kelicikan Uni Eropa
Direktur PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, Geetha Govindan mengatakan, perusahaan perkebunan kelapa sawit cukup terdampak pandemi Covid-19. Dampak tersebut umumnya dapat dilihat dari terjadinya perlambatan aktivitas dan kegiatan di seluruh unit operasional perusahaan perkebunan kelapa sawit. Alhasil, target perusahaan berpotensi tidak tercapai seperti yang diharapkan.
"Pelambatan ini timbul akibat pembatasan mobilitas karyawan yang merupakan penggerak roda perusahaan. Namun hal ini tidak dapat dihindari dan harus dilakukan guna mencegah timbulnya penyakit di seluruh lingkungan perusahaan," tutur Geetha seperti dilansir dari InfoSAWIT.
Lebih lanjut Geetha menuturkan, pandemi juga telah memengaruhi kinerja produksi minyak sawit perusahaan. Kegiatan pembatasan sosial dan pembatasan fisik mendorong perusahaan untuk menetapkan protokol-protokol baru agar operasionalisasi tetap dapat berjalan dengan baik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
