Masya Allah Bikin Begidik! Jenazah Pasukan Habib Rizieq Tersenyum Indah saat Meninggal

Beredar di media sosial foto jenazah salah satu laskar FPI pengawal Habib Rizieq Shihab tersenyum saat meninggal usai terjadi baku tembak dengan pihak kepolisian.

Sementara itu, banyak pihak yang menyebut jenazah tersebut adalah Muhammad Suci Khadafi Poetra.   Baca Juga: Nah Lho! Habib Rizieq Makin Kejepit, Pangdam Jaya Kasih Pesan Nggak Main-Main

Dalam foto yang diposting akun Twitter @kopipahitgitulo, mengatakan jenazah Muhammad Suci terlihat tersenyum dengan mata tertutup.  Baca Juga: 6 Pasukan Habib Rizieq Tewas Didor, Harusnya Gembira Dong, Kan Ketemu 72 Bidadari

“Para syuhada itu langsung diangkat malaikat ke surga, Insya Alloh,” tulis akun tersebut.

“Apa yang kau lihat saudaraku, sehingga senyummu begitu indah. Jika kau memang bersalah, tidak mungkin wajahmu begitu bahagia,” ungkapnya.

“Kita pasti mati, dan apa yang kita kerjakan akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah,” tambahnya.

Sementara itu, Panglima Laskar Pembela Islam DPP Front Pembela Islam (FPI) Ustad Maman menyatakan lima jenazah anggota FPI dimakamkan di Megamendung, Bogor.   

Sementara satu jenazah dimakamkan sendiri pihak keluarga di Cengkareng, Jakarta Barat. 

“Satu jenazah dibawa pihak keluarga untuk dimakamkan sendiri,” kata Maman di Petamburan, Rabu (9/12) 

Lima jenazah yang dimakamkan di kompleks Markaz Syariah Megamendung yakni Andi Oktiawan (33), Faiz Ahmad Syukur (22), Ahmad Sofiyan alias Ambon (26), Muhammad Suci Khadavi Poetra (21) dan Lutfi Hakim (25). 

Sementara jenazah Muhammad Reza (20) dimakamkan oleh pihak keluarga.

Diketahui sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan, peristiwa ini bermula saat polisi mendapat informasi rencana pengerahan massa terkait jadwal pemeriksaan terhadap Rizieq Shihab di Polda Metro Jaya.

Informasi itu lantas diselidiki kebenarannya oleh petugas kepolisian.

“Ketika anggota mengikuti kendaraan yang diduga pengikut MRS, kendaraan petugas dipepet kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam,” kata Irjen Fadil Imran.

Karena penyerangan itu mengancam keselamatan jiwa petugas, maka dilakukan tindakan tegas terukur.

Alhasil, enam pengawal HRS tewas ditembak polisi. Sedangkan empat lainnya melarikan diri.