2021 di Depan Mata, Persiapkan Keuanganmu dengan Matang, Jangan Sampai Keteteran!
Menyambut tahun 2021 harus dengan persiapan keuangan yang matang. Kita telah melalui tahun 2020 yang penuh kejutan dengan adanya pandemi Covid-19 ini. Karena itulah Prita Ghozie, CEO ZAP Finance membagikan tips keuangan tahun 2021 bersama Bumin dari Parentalk.id, Nucha Bachri dalam video YouTube bertajuk 'Wajib Tonton! Tips Keuangan Tahun 2021 - Prita Ghozie @zapfinance'.
Tahun 2020 bagi Prita Ghozie adalah tahun yang syok. Karena setelah syok, orang-orang pada akhirnya hanya bisa memilih satu di antara; fight atau flight. Fight itu berarti siap berjuang kembali, atau flight berarti lari dari kenyataan.
Baca Juga: Penting! Raditya Dika Ingatkan Pentingnya Terbuka Soal Keuangan dengan Pasangan
Pandemi membuat banyak orang kehilangan pekerjaan, tetapi justru ada juga di antaranya malah semakin makmur dari segi pekerjaan. Lantas, apakah pada tahun 2021 nanti keadaan akan membaik?
Prita Ghozie mengungkap bahwa meski Indonesia telah mengalami resesi, tetapi keadaan bisa semakin membaik. Jika sebelumnya resesi Indonesia mencapai -5%, pertumbuhan ekonomi Indonesia terakhir mencapai -2%, yang mana keadaan mulai membaik.
Dari sinilah Prita Ghozie mengajak banyak orang untuk melihat peluang. Hal ini karena biasanya, ketika ekonomi mulai bangkit, akan ada bisnis baru yang muncul yang tak pernah dipikirkan banyak orang sebelumnya.
Terlebih bagi mereka yang kehilangan pekerjaan, biasanya orang ketika sudah 'kepepet' akan rela melakukan apa saja dan bisa melihat peluang. Karena itu Prita melihat adanya harapan pemulihan ekonomi pada tahun 2021 nanti.
Namun, karena ketidakpastian, banyak orang yang akhirnya menekan pengeluaran dan mengurangi konsumsi. Menurut Prita Ghozie, hal ini justru kurang baik karena ketika konsumen mengurangi konsumsi, dampaknya akan dirasakan oleh para pemegang bisnis yang bisa berakibat pada bisnis yang kolaps. Justru inilah yang akan membuat perekonomian semakin menurun. Konsumsi ataupun tabungan sebaiknya harus seimbang.
Selain itu, Prita juga menyarankan agar mengonsumsi produk lokal. Hal ini akan membuat perekonomian Indonesia lebih kuat.
Untuk tabungan, harus selalu sedia dana darurat. Tetapi jangan sampai berlebihan. Karena, ketika dana darurat sudah cukup, uang bisa diputarkan ke dalam investasi sehingga membentuk cash flow atau pendapatan. Hal ini karena dana darurat tak akan membentuk cash flow. Lantas, bagaimana cara membentuk cash flow?
Bisa dengan memilih investasi atau mulai masuk ke bisnis atau menjadi modal bisnis. Karena itulah, ketika dana darurat sudah cukup, bisa dialihkan untuk membentuk cash flow.
Menurut Prita, ada hal yang harus diperhatikan nantinya untuk menyambut 2021 yaitu:
1. Cek dana darurat
Prita mengatakan kita harus melihat apakah dana darurat yang dibutuhkan cukup atau tidak. Jika tidak cukup, sebisa mungkin dicukupkan.
2. Pinjaman yang bijak
Menurut Prita, melakukan pinjaman yang bijak agar tidak bingung dengan banyaknya cicilan. Bagi yang memiliki kebiasaan mencicil, mungkin bisa diatur cicilan manayang lebih penting untuk dilakukan dan yang mana yang bisa ditunda.
3. Asuransi kesehatan
Mengingat pandemi ini adalah pandemi kesehatan, penting untuk tetap memiliki asuransi kesehatan, meski hanya BPJS Kesehatan.
Lebih lanjut, bagi orang-orang yang dana daruratnya sudah menipis dan mulai bingung mengatur keuangan, Prita mengungkap untuk menyambut tahun 2021 harus dievaluasi terlebih dahulu apa penyebab menipisnya dana darurat.
Jika masalahnya adalah pengeluaran lebih banyak daripada cash flow atau pendapatan, maka yang harus ditambah adalah sumber pendapatan lainnya.
Kita tidak akan bisa bergantung terus menerus dengan dana darurat. Harus ada cash flow atau pendapatan lain. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus melakukan sesuatu untuk menciptakan cash flow yang baru. Tips dari Prita adalah lakukan dengan prinsip 4E yaitu:
1. Easy (mudah)
Easy yang dimaksud adalah tak perlu menyusahkan diri sendiri dengan mencari sertifikasi yang mana membutuhkan biaya. Kerjakanlah apa yang bisa dilakukan.
2. Excellent (hebat)
Yaitu langsung eksekusi dengan metode easy yang pertama yaitu melakukan apa yang sudah dikuasai dengan alat dan bahan yang ada di rumah sehingga produk atau jasa bisa dipasarkan.
3. Earning (pendapatan)
Banyak orang yang meski berbisnis dari ruamh tetapi tidak melakukan perhitungan sehingga bisnisnya justru tak menghasilkan dan akhirnya tidak menciptakan cash flow.
4. Enjoy (nikmati)
Lakukan apapun dengan enjoy. Jangan sampai karena perubahan situasi dari bekerja di perusahaan besar, tiba-tiba keadaan berubah, hal itu justru mengubah suasana hati hingga membuat stress. Stress inilah yang akan menghambat kita menciptakan cash flow.
Karena itulah permasalahan utama pada tahun 2020 ini adalah cash flow dan secara umum akan terus menjadi permasalahan hingga tahun 2021.
Prita Ghozie pun mengatakan bahwa para ekonom sekalipun tak bisa mengatakan kapan pandemi ini selesai. Tetapi, di balik kesulitan ada kesempatan, tinggal bagaimana kita melihat kesempatan tersebut.
Terlebih dengan adanya media sosial justru semakin memudahkan orang-orang untuk menemukan ide bisnis hingga melakukan penjualan. Prita Ghozie menambahkan jika memulai bisnis ketika dana darurat belum terkumpul tetapi masih memiliki pekerjaan utama, hal ini merupakan hal yang bijak karena untuk membentuk cashflow.
Lantas bagaimana dengan utang? Lunasi utang dahulu atau mengumpulkan dana darurat?
Prita Ghozie mengingatkan jika memangkas utang dan berakhir tidak memiliki apa-apa, justru ini salah. Tetapi dengan menumpuk dana darurat dan utang juga ikut menumpuk, hal ini juga salah.
Jadi, menurut Prita Ghozie hal yang seharusnya dilakukan adalah membedah utang tersebut apa saja. Lebih lanjut, Prita Ghozie mengatakan cicilan yang harus dilunasi adalah cicilan online dan cicilan yang barangnya tidak naik nilainya. Artinya, cicilan selain cicilan rumah dan kendaraan, sebaiknya dipangkas.
Cicilan rumah dan kendaraan tidak apa-apa untuk dicicil selagi bisa disambi mengumpulkan dana darurat minimal 3x pengeluaran bulanan. Jika sudah benar-benar mentok tidak ada yang bisa dilakukan, mau tidak mau harus menjual sesuatu. Entah itu televisi, gadget, atau hal lain sebagainya untuk menjadi dana darurat.
Lantas, bagaimana jika pendapatan dari jualan online digunakan untuk jajan?
Prita Ghozie tidak menyarankan seperti itu. Hal ini karena, berjualan online seharusnya untuk menambah dana darurat. Apalagi kalau dana daruratnya belum cukup, berjualan online bisa dilakukan untuk menutupi kekurangan dana darurat.
Kalau dana darurat sudah cukup, ambil bagian dari pendapatan itu untuk investasi. Selanjutnya, mulailah berbelanja produk lokal agar saling menguatkan antar bisnis.
Selanjutnya, perhatikan cash flow untuk tahun 2021 sejak tahun 2020. Prita Ghozie mengatakan orang-orang yang berhasil berhemat di tahun 2020 yaitu orang-orang yang tidak travelling dan tidak hangout. Karena ada 5 faktor penyebab pemborosan yaitu belanja, cicilan, travelling, hangout dan hobi.
Hasil dari berhemat itu bisa dimasukkan ke dana darurat, proteksi asuransi, baru ke investasi. Banyak orang yang salah kaprah tidak mempunyai proteksi asuransi tetapi memiliki investasi. Hal ini justru merugikan karena pada akhirnya hanya akan mengambil dana darurat terus-menerus.
Untuk orang-orang yang boros pada belanja, cicilan dan hobi, pada tahun 2021 harus ditekan dulu hobinya. Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan menjadikan hobi sebagai pekerjaan. Jadi, bagi yang memiliki hobi tidak menghasilkan, lebih baik tinggalkan dahulu.
Terakhir, apa yang harus diprioritaskan dalam keuangan untuk menyambut 2021?
1. Pertahankan sumber pendapatan
Prita Ghozie mengingatkan bahwa kita harus mempertahankan sumber pendapatan kita. Dengan berhasil mempertahankan sumber pendapatan, maka akan membentuk cash flow.
2. Dana darurat
Dana darurat berbeda dengan tabungan. Dana darurat adalah dana yang dipersiapkan untuk musibah yang tak tau akan dipakai kapan.
3. Asuransi kesehatan
Jika ada yang enggan memiliki asuransi kesehatan, sebaiknya memiliki tabungan khusus untuk kesehatan.
4. Dana pendidikan anak
Dana pendidikan anak juga harus dicek secara berkala karena hidup terus berjalan dan anak akan terus bersekolah.
5. Dana pensiun
Terakhir adalah membuat dana pensiun agar tak ada lagi anak yang terjebak ke dalam Sandwich Generation. Satu-satunya cara agar anak tidak menjadi Sandwich Generation adalah orang tua harus memiliki dana pensiun yang baik.
Lebih lanjut, Prita Ghozie mengingatkan ada 4 mindset yang harus kita bawa ke 2021, yaitu:
- Bukan masalah seberapa banyak kita menghasilkan, tapi seberapa besar pengeluaran penting kita sehingga tersadar bahwa kita masih memiliki kesempatan.
- Selanjutnya karakter keuangan kita. Jangan sampai tergoda orang-orang yang boros. Yang penting kita tau batas diri dan mau membereskan diri kita sendiri, baru membereskan kondisi keuangan kita.
- Pilihlah; mau terlihat kaya atau memang menjadi kaya.
- Terakhir, terus tingkatkan pendapatan dan atur perencanaan keuangan secara bijak. Jangan malah sibuk meningkatkan pendapatan tetapi tidak ada rencana sehingga bisa berantakan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami