Desa Dibakar, Penduduk Diusir, Warga Bilang Ganasnya Taliban Geledah Rumah: Saya Janda, Mengapa...
Human Rights Watch (HRW) pada Kamis (8/7/2021) mengatakan bahwa pasukan Taliban dalam serangannya di Afghanistan utara melakukan pembakaran rumah dan memaksa penduduk mengungsi ke wilayah lain. Pembalasan nyata itu, telah dilakukan Taliban sejak Mei 2021, termasuk merebut sekitar 150 distrik di seluruh negeri.
Penduduk Bagh-e Sherkat di provinsi Kunduz mengatakan bahwa dari 21 Juni hingga 25 Juni. Dilansir laman HRW, Kamis (8/7/2021), pasukan Taliban memerintahkan penduduk untuk mengungsi dan mengancam mereka yang mereka katakan telah memberikan dukungan masa lalu kepada pemerintah Afghanistan.
Baca Juga: Ini Soal Taliban, Dengar Baik-baik! Biden Mau Sampaikan Kabar Afghanistan...
Pejuang Taliban menjarah dan membakar rumah-rumah. Taliban mengklaim bahwa mereka telah memerintahkan orang untuk pergi "demi keselamatan mereka sendiri." Akan tetapi mereka menyangkal bertanggung jawab atas penjarahan atau pembakaran rumah, tetapi mereka sering melakukan pelanggaran terhadap warga sipil karena diduga membantu pemerintah.
“Serangan pembalasan Taliban terhadap warga sipil yang dianggap telah mendukung pemerintah adalah peringatan yang tidak menyenangkan tentang risiko kekejaman di masa depan,” kata Patricia Gossman, direktur asosiasi Asia di HRW, Kamis (8/7/2021).
“Kepemimpinan Taliban memiliki kekuatan untuk menghentikan pelanggaran ini oleh pasukan mereka, tetapi belum menunjukkan bahwa mereka bersedia melakukannya,” tambahnya.
HRW mewawancarai mantan penduduk Bagh-e Sherkat melalui telepon pada awal Juli.
Pasukan Taliban memasuki Bagh-e Sherkat dan, dengan pengeras suara, memerintahkan penduduk untuk mengosongkan rumah mereka dalam dua jam. Sekitar 400 keluarga meninggalkan kota, beberapa pergi ke Taloqan, 70 kilometer timur, dan sekitar 200 melarikan diri ke Faizabad, provinsi Badakhshan, 230 kilometer timur.
Sirajuddin, seorang penatua berusia 43 tahun, mengatakan kepada HRW bahwa ketika dia mendengar pengumuman Taliban, dia bersembunyi karena dia tahu mereka akan mencarinya. Pada tahun 2015, ketika Taliban menguasai kota Kunduz selama sekitar dua minggu, seorang komandan Tentara Nasional Afghanistan (ANA) telah memerintahkannya untuk mengatur makanan bagi tentara yang memerangi Taliban.
"Komandan berkata, 'Anda harus membantu kami - beri tahu penduduk desa untuk membawa makanan. Jadi, kami mengumpulkan makanan dan uang untuk para prajurit. Sekarang Taliban mengatakan saya harus pergi karena saya membantu ANA,” kata Sirajuddin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto