Ngomong PPKM Kelakuan Komunis untuk Cederai Umat Islam, Ustad Yahya Waloni Memang Sampah!
Politisi Ferdinand Hutahaean, ikut merespons pernyataan Ustad kontroversial Yahya Waloni menyebutkan bhawa PPKM Daruat merupakan strategi komunis untuk mencederai umat Islam.
Menurut Ferdiand, Yahya Waloni merupakan ustad kontroversial, yang seperti sampah. Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Menggebu-gebu: Jadikan Tersangka, Tangkap Anies Baswedan!
Ia menilai pernyataan Ustad Yahya tidak didasari pemahaman yang baik dan benar tentang PPKM Darurat.
Bahkan, menurut dia, Ustad Yahya tidak pernah berpikir dampak dari ucapannya melainkan hanya asal bicara saja. Baca Juga: Pasang Badan, Ferdinand 'Ceramahi' Mahasiswa yang Tantang Luhut
“Yahya Waloni ini tanpa pemahaman yang baik dan benar tentang PPKM dan tak berpikir dampak dari ucapannya apakah salah atau benar, dia tak perduli yang penting bicara,” cuitnya dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Jumat (16/7/2021).
Lanjutnya, ia menilai jika Ustad Yahya itu hanya mengejar popularitas semata dengan berlandaskan kebencian.
Karenanya, ia menganggap pernyataan Yahya Waloni soal PPK tersebut adalah sampah lantaran hanya fokus pada kafir.
“Mengejar popularitas dengan landasan kebencian, majanya fokusnya pada kafir bukan substansi PPKM. Memang sampah..!!,” tegas dia.
Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Menggebu-gebu: Jadikan Tersangka, Tangkap Anies Baswedan!
Baca Juga: UAS Marah Masjid Tutup, Ferdinand Langsung Nyamber: Dikasih Akal Budi Tapi Masih Berkerumun Ibadah
Sebelumnya, Ustad Yahya Waloni, ikut menyoroti kebijakan PPKM Darurat Jawa-Bali yang hingga kini masih berlangsung.
Menurut penceramah kontroversional itu, bahwa kebijakan itu sangat melukai serta mencederai umat Islam mengingat pada hari besar Islam Idul Adha akan diberlakukan PPKM.
“Kita semua tahu tanggal 20 Juli adalah pelaksanaan hari besar Islam, untuk peringati hari raya kurban Idul Adha,” ujar Yahya Waloni, dikutip dari Terkini.id, Kamis (15/7/2021).
Lanjutnya, ia menilai bahwa setiap kali hari besar umat Islam pemerintah selalu berdalih dengan alasan Covid-19.
“Ini mengapa tiap pelaksanaaan besar Islam selalu dikopat-kopitkan,” tuturnya.
Karena itu, menurut dia kebijakan tersebut hanya senjata politik belaka “PPKM Jawa-Bali ini cuma senjata politik, kalau kita lihat dari analisis politik, penduduk terbesar Indonesia itu di Pulau Jawa. Dan umat Islam juga besar di Jawa,” jelasnya.
“Nah, jangan sampai mereka bisa mengukur kekuatan muslim di RI. Sebab kalau Pulau Jawa dan Bali sudah bisa dipetakan, maka Insya Allah akan mudah bagi mereka menguasai Indonesia.” sambung dia.
Bahkan, ia menilai jika kebijakan tersebut merupakan strategi Komunis untuk mengukur persatuan dan kesatuan Umat Islam.
“Karena yang paling ditakuti Komunis adalah persatuan Umat Islam,” tegasnya.
“Apakah kalian berdiam diri lihat agama kalian diganggu? Kata Buya Hamka, barang siapa berdiam diri agamanya diganggu gantilah pakaianmu dengan kain kafan, lebih baik mati saja.” tuturnya.
“Mari rapatkan barisan kita bela agama ini. Dunia tak akan selamatkan kita, hanya iman dan amal soleh yang selamatkan kita. Ingat, jangan kamu taat pada perintah-perintah orang kafir,” pesannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil