Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ganjar dan Sandi Disukai Rakyat, Tapi Belum Tentu Direstui Partai

Ganjar dan Sandi Disukai Rakyat, Tapi Belum Tentu Direstui Partai Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyebut para tokoh nasional akan mulai memanaskan mesin politik mulai tahun 2022 demi menggenjot suara untuk Pilpres 2024.

"20 bulan sebelum dilaksanakan Pilpres, partai politik sudah mulai bergerak mencari kandidat terbaik yang bakal diusung,” katanya kepada wartawan Selasa (17/8).

Ujang menyebut ada dua tokoh yang paling disorot untuk tampil di Pilpres dan ketokohan mereka diterima di publik tapi belum tentu mendapat restu dari partai yang mengusungnya, sekalipun tercatat sebagai kader partai.

“Yang paling menjadi sorotan untuk tokoh capres saat ini adalah Ganjar Pranowo,” tambahnya

Ujang mengatakan saat menjadi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar diusung oleh PDI Perjuangan, sementara untuk Sandiaga Uno juga belum direstui oleh Gerindra.

Seperti diketahui Charta Politika merilis survei terbaru. Dalam surveinya, Charta Politika menempatkan Ganjar Pranowo di posisi teratas dengan elektabilitas 20,6 persen. Kemudian disusul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (17,8 persen) dan Prabowo Subianto (17,5 persen).

Sementara itu elektabilitas Sandiaga Uno di angka 7,7 persen. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan hasil atau sifat survei elektabilitas masih sangat dinamis. Apalagi gelaran Pilpres 2024 masih cukup lama.

“Survei sifatnya dinamis. Bisa saja berubah,” katanya.

Sebelumnya nama Prabowo paling unggul. Kemudian sekarang muncul nama Ganjar Pranowo. Kondisi seperti ini akan berjalan dinamis. Dia memperkirakan Pilpres 2024 bisa diikuti empat pasangan Capres-Cawapres.

“PDI Perjuangan bisa mengusung calon sendiri,” katanya.

Tetapi untuk jumlah poros berbasis partai politik, bisa cuma dua pasangan saja. Kondisi ini berpotensi terjadi jika tidak ada figur yang menjadi jagoan dan faktor logistik yang dominan.

WE/Jawapos

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: