Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jangan Hanya karena JK Ngomong Taliban, Anies jadi Bulan-Bulanan Haters

Jangan Hanya karena JK Ngomong Taliban, Anies jadi Bulan-Bulanan Haters Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan keterangan kepada media usai mengikuti apel bersama Penegakan Pendisiplinan PPKM Berskala Micro TA 2021 di Jakarta, Minggu (13/6/2021). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, apel kesiapan tersebut dilakukan terkait dengan adanya penambahan kasus COVID-19 di Jakarta yang tinggi dalam satu pekan terakhir yaitu dari 11.500 pada 6 Juni lalu menjadi 17.400 per Minggu (13/6/2021). | Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pernyataan Jusuf Kalla soal kelompok Taliban diprediksi akan dikapitalisasi oleh para pembenci Anies Baswedan guna menjegal maju di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Hal itu ditegaskan oleh Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto mengatakan sosok JK memang selama ini dikenal sebagai tokoh yang selalu tampil sebagai penengah dalam urusan konflik.

Akan tetapi, momentum itu dikhawatirkan akan jadi amunisi untuk menghantam Anies, karena publik sudah mengenal bahwa Gubernur DKI iu adalah "orangnya JK".

"Dan dukungan itu rasanya terus berlanjut hingga kini, contohnya dalam penanganan pandemi Covid-19 di awal-awal tahun 2020, JK-lah salah kalangan elite yang mendukung Pemprov DKI menerapkan lockdown meski akhirnya pemerintah pusat tidak setuju dan akhirnya lebih memilih PSBB untuk mempersempit penularan Covid-19," kata Satyo.

Anies dan JK juga kata Satyo, dikenal dekat karena sama-sama alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Analisa Satyo, meski tidak relevan rekam jejak JK sebagai jururunding Taliban-Afghanistan akan menjadi amunisi para lawan politik Anies Baswedan.

"Jika ada kejadian ikutan pasca Taliban mengambil alih kekuasaan di Afganistan akan menjadi kampanye negatif yang efektif untuk mendegradasi moncernya elektabilitas Anies Baswedan," kata Satyo.

Sehingga menurut Satyo, Anies mesti mengkalkulasi dengan matang faktor JK. Apalagi, selain isu Taliban, JK juga dikenal sebagai politisi oportunis yang pandai melakukan manuver.

"Bagaimana pun JK sepertinya tengah membangun 'investasi' dan jaminan politik di masa depan bagi dinasti politiknya," pungkasnya.

JK yang merupakan mantan Wakil Presiden dua kali ini memiliki pengalaman dalam mendamaikan sejumlah konflik di Indonesia.

Saat ini pun, JK menjabat dua organisasi tingkat nasional, yaitu Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI). Organisasi itu saat ini nampak memiliki power dan pengaruh ke pemerintahan maupun para ulama.

"Mungkin karena dasar itulah pihak Afghanistan dan Taliban pernah meminta JK untuk menjadi jururunding diantara mereka," ujar Satyo dikutip dari RMOL, Minggu (22/8).

Peran JK dalam upaya perdamaian kelompok Taliban dengan Afghanistan tidak bisa dianggap remeh/ Pada 28 Februari 2018 lalu, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengundang Jusuf Kalla hadir menjadi tamu khusus dalam konferensi perdamaian yang diinisiasi oleh pemerintah Afghanistan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: