Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri di Jakarta Siap Hidup Bareng Covid-19

Industri di Jakarta Siap Hidup Bareng Covid-19 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengizinkan perusahaan yang memiliki orientasi ekspor dan domestik melakukan Work From Office (WFO) dengan kapasitas maksimal atau 100 persen. Uji coba ini dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta Elisabeth Ratu Rante Allo mengatakan, perusahaan-perusahaan tersebut akan beroperasi 100 persen kapasitas dan menerapkan sistem pembagian waktu kerja.

Baca Juga: Kematian Harian Terendah Sejak 6 Juli, DKI Jakarta Nggak Masuk 10 Besar

“Minimal dalam dua shift di fasilitas produksi atau pabrik, dengan ketentuan lanjutan,” kata Ratu di Jakarta, Kamis (27/8).

Menurutnya, hanya perusahaan yang ditentukan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang bisa mengikuti uji coba. Kemudian, seluruh personel perusahaan wajib sudah divaksin. Proses screening vaksinasi ini menggunakan aplikasi PeduliLindungi, terutama terhadap orang yang keluar masuk pada fasilitas produksi perusahaan.

“Penggunaan aplikasi PeduliLindungi ini juga wajib digunakan mulai 6 September 2021 untuk skrining pada semua pegawai dan pengunjung yang masuk pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan dan wilayah administrasi perkantoran,” terang Ratu.

Ratu menegaskan, seluruh perusahaan peserta uji coba wajib mengikuti prokes yang ditentukan oleh Kemenperin dan Pemprov DKI Jakarta. Ketentuan lainnya, setiap perusahaan berbasis ekspor harus menunjukkan bukti contoh dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) selama 12 bulan terakhir. Serta, memiliki dokumen lain yang menunjukkan rencana ekspor, dan wajib memiliki Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) dengan memperhatikan pengaturan teknis dari Kemenperin.

Sekretaris Jenderal Koalisi Masyarakat Profesi dan Asosiasi Kesehatan (KOMPAK) Dedi Supratman mengingatkan pemerintah agar tetap waspada terhadap penularan Covid-19.

KOMPAK meminta pemerintah tidak mengendorkan penanganan pandemi, meski angka kasus Covid-19 mengalami penurunan. Sebab, masih banyak yang harus dibenahi.

“Organisasi profesi melihat, angka penularan memang sudah menurun. Tetapi kami khawatir. Jangan sampai masyarakat memaknainya seolah sudah beres atau sudah terkendali,” katanya.

Dedi mengkritik rencana menerapkan kebijakan kerja dari kantor atau WFO 100 persen. Menurutnya, uji coba mestinya dilakukan bertahap.

“Pemerintah harus hati-hati agar kenaikan kasus yang beberapa bulan kemarin cukup tinggi itu bisa diantisipasi. Jangan sampai terulang lagi,” ujarnya.

Meski kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan, persentase angka kematian masih tinggi mencapai 6 persen. Padahal, angka kematian di dunia berada di kisaran 2 persen.

Vaksinasi Belum Merata

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengungkapkan, ada banyak perusahaan yang tetap beroperasi 100 persen. Bahkan sebelum Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diberlakukan.

“Harus diperiksa apakah perusahaan yang tetap berjalan 100 persen sudah terjadi herd immunity atau belum. Karena perusahaan padat karya yang berorientasi ekspor seperti tekstil, garmen dan sepatu banyak buruhnya yang belum divaksin,” ungkapnya.

Perusahaan tersebut tetap beroperasi 100 persen karena mendapatkan Izin Operasional dan Mobilisasi Kegiatan Industri (IOMKI) Kementerian Perindustrian.

Menurut Iqbal, demi keselamatan perusahaan yang akan menyelenggarakan WFH 100 persen, sebaiknya mencapai herd immunity terlebih dahulu.

KSPI mencatat, masih terjadi kematian akibat penularan Covid-19 di perusahaan.

“Memang sudah menurun, tetapi masih ada. Dari data kami, tingkat kematian juga menurun. Yang tadinya rata-rata dalam dua minggu bisa 10-20 orang meninggal, sekarang 2-4 orang,” ujar Iqbal.

Seperti diketahui, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah melakukan uji coba penerapan protokol kesehatan pada industri yang tergolong sektor esensial, terutama yang berorientasi ekspor dan domestik serta padat karya. Langkah ini untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional secara inklusif.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, apabila uji coba ini berhasil dilaksanakan dengan baik dan tidak terjadi kasus positif Covid-19, pihaknya akan mengizinkan semua sektor industri di Jawa-Bali beroperasi kembali.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: