Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pedas! Partai Demokrat Sindir Pedas: Jubir Presiden Jangan Sekadar Lip Service

Pedas! Partai Demokrat Sindir Pedas: Jubir Presiden Jangan Sekadar Lip Service Kredit Foto: GenPI
Warta Ekonomi, Jakarta -

GenPI.co - Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra blak-blakan menyoroti sosok pengganti Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman.

Seperti diketahui, Fadjroel Rachman telah dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi duta besar Republik Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan berkedudukan di Nur Sultan.

Herzaky lantas berharap juru bicara presiden yang baru membuat terang dan bukan lip service belaka.

"Jubir Presiden itu tugasnya memberikan penjelasan mengenai suatu isu atau permasalahan agar menjadi terang-benderang," jelas Herzaky kepada GenPI.co, Jumat (29/10).

Baca Juga: Megawati Ingin PDIP Menang Terus dalam Pemilu, Demokrat Semprot Begini...

Menurutnya, salah satu kriteria yang dibutuhkan untuk menjadi jubir presiden adalah sosok yang tidak membuat masyarakat semakin bingung atas pilihan sikap atau kebijakan presiden.

"Memberikan clarity, kejelasan, bukannya malah menjadi noise baru. Apalagi sekadar lip service belaka," tuturnya.

Bukan tanpa alasan, menurutnya, publik memiliki hak untuk mengetahui setiap pilihan kebijakan dan sikap presiden, termasuk mengapa suatu kebijakan atau sikap yang diambil presiden.

"Melihat situasi terkini saat seringkali antar kementerian atau instansi kadang memiliki penjelasan berbeda mengenai kebijakan atau sikap tertentu," katanya.

Oleh sebab itu, Herzaky menilai keberadaan jubir presiden menjadi semakin relevan sebagai sumber informasi yang utama.

Di sisi lain, Pakar komunikasi dan politik Emrus Sihombing angkat bicara terkait posisi juru bicara atau jubir presiden yang saat ini kosong.

Emrus mengatakan bahwa sosok yang akan mengisi posisi tersebut harus orang yang dekat dengan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

"Presiden harus nyaman dengan sosok tersebut. Idealnya orang yang memiliki tingkat keterkenalan di ruang publik," ujar Emrus

Emrus menambahkan, jubir presiden juga harus memahami aspek psikoligi massa, budaya, dan kondisi sosial yang senantiasa bergerak dinamis.

"Selain itu, jubir presiden juga harus mampu menciptakan isu kebangsaan yang produktif, mengelola isu dan mengantisipasi isu," tandasnya.(*)

Jangan sampai ketinggalan! Kamu sudah lihat video ini ?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: