Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pelajaran dari Penggunaan Telemedicine Selama Pandemi dan Peluang di Era Normal Baru

Pelajaran dari Penggunaan Telemedicine Selama Pandemi dan Peluang di Era Normal Baru Kredit Foto: Good Doctor
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penggunaan teknologi kesehatan digital terbukti efektif dalam program isolasi mandiri COVID-19. Dalam webinar “Tren Program Asuransi Kesehatan: Isolasi Mandiri dan Layanan Telemedicine”, dr. Ega Bonar Bastari, Medical Manager Good Doctor Technology Indonesia mengatakan, “Pada akhir Juni hingga awal Juli 2021 terjadi peningkatan kasus COVID-19 yang luar biasa. Sementara sebagai satu negara, kita punya keterbatasan sumber daya terutama dalam rumah sakit, tempat tidur, dan tenaga kesehatan"

Penduduk Indonesia terpusat di Pulau Jawa dan Pulau Jawa saat itu berada di zona merah. Akibatnya, seluruh tempat tidur terisi. Terjadi kepanikan yang luar biasa karena kita tidak bisa lagi membedakan pasien mana yang membutuhkan bantuan kritis, dan pasien mana yang bisa dipantau dari rumah.

Untuk mengatasi kejadian itu, Kementerian Kesehatan menghimpun layanan telemedicine termasuk Good Doctor, apotek (pada saat itu Kimia Farma) dan layanan pengantaran untuk bersatu mendukung pemerintah dalam menyediakan layanan isolasi mandiri. 

Uji coba program dimulai 6 Juli dan 7 Juli menjadi starting point-nya. Sejak saat itu, setiap hari sekitar 3.000 orang berkonsultasi ke 11 layanan telemedicine di Indonesia, padahal kasusnya mencapai 20.000 per hari karena layanan ini hanya dibuka di wilayah Jawa dan Bali; dan sempat melayani sampai 5.000 kasus per hari. 

Alur program ini sederhana, tetapi melibatkan banyak pemangku kepentingan. Ada satu pusat yang mengendalikan data hasil PCR. Apabila hasil PCR seseorang (+), orang itu akan langsung di-WA yang menyatakan Anda (+) COVID dan bisa melakukan telekonsultasi.

Tujuannya untuk menahan laju orang ke RS karena RS sudah penuh sekali. Setelah berhasil memulai konsultasi melalui telemedicine. Dokter menanyakan adakah gejala-gejala yang membutuhkan perawatan khusus sehingga harus dirawat di RS. 

"Dari jawaban itu akan ditentukan bahwa pasien ini tidak perlu pergi ke rumah sakit, dan diisolasi sendiri dan kemudian akan dirawat sesuai dengan kategorinya. Obat-obatan yang sesuai juga diresepkan dan dikirim ke rumah pasien,” ujar dr. Ega dalam webinar kerja sama Great Eastern Life Indonesia dan Asosiasi Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APARI) yang baru saja mendapatkan award dari World Business Outlook sebagai The Best Educational Service Provider of the Year, dan The Best Insurance and Reinsurance Brokers Training Company - Indonesia 2021.

Program pemerintah ini memberikan bukti nyata bahwa telemedicine ini berhasil dikelola. Hampir 80% dari program isolasi mandiri ini berhasil dikelola selama periode 10-14 hari, orang (+) COVID dirawat di rumah saja dengan pemantauan dokter melalui telemedicine.

Sisanya yang 20% terjadi pemburukan sehingga dengan sangat terpaksa kita melakukan rujukan karena memang itu yang dibutuhkan pasien. Sementara keberhasilan telemedicine untuk penyakit-penyakit common illnesslebih besar lagi, yaitu 93—98%. 

Danu Wicaksana, Managing Director of Good Doctor Technology mengungkapkan, keefektifan dan keefisienan telemedicine, termasuk sistem pembayaran yang cashless membuat telemedicine sudah terintegrasi ke asuransi, seperti Good Doctor dengan Great Eastern Life Indonesia.

Untuk mencapai tujuan satu dokter untuk setiap keluarga di Indonesia dan Asia Tenggara, Good Doctor (GD) mengembangkan ekosistem kesehatan yang holistik. Ekosistem itu terdiri dari pharmacies, payors, providers, dan patients. 

Di platform Good Doctor dan GrabHealth terlihat perubahan user behavior yang signifikan baik dari sisi konsultasi dokter secara daring maupun pembelian obat dan produk kesehatan. Hal ini terjadi tidak hanya di kota-kota besar, tetapi di seluruh provinsi.

Pertumbuhan transaksi hanya dari apotek independen di Good Doctor lebih dari 300% dalam satu tahun terakhir, yaitu periode Januari—Oktober 2020 hingga Januari—Oktober 2021. 

“Ini menunjukkan bahwa animo masyarakat Indonesia sudah lebih mengarah ke kanal digital,” ujar Danu Wicaksana, Managing Director of Good Doctor Technology Indonesia dalam talk show Danone Indonesia Pharmacy Growth Academy baru-baru ini.

Perkembangan teknologi digital dan ketiga daya penggerak di atas membuka peluang penjualan produk kesehatan secara online. Pemerintah meng-update regulasi secara berkala dan ini sebagai peluang yang sangat baik untuk menambah kanal penjualan ke digital.

Penjualan produk-produk Foods for Special Medical Purposes (FSMP) membutuhkan resep dokter. Untuk memperoleh resep dokter secara fisik tentu saja tidak mudah, terutama di masa pandemi yang kita belum tahu sampai kapan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: