Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penanganan Bencana Lambat, Netizen Malaysia Ngamuk-ngamuk: Kami Butuh Uang

Penanganan Bencana Lambat, Netizen Malaysia Ngamuk-ngamuk: Kami Butuh Uang Kredit Foto: AP Photo
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Pemerintah Malaysia mendapat kecaman dari warganya sendiri pada hari Senin (27/12/2021) karena dianggap terlalu lambat menanggapi banjir parah yang terjadi baru-baru ini.

Menyadur RTHK, Selasa (28/12/2021), hujan deras berhari-hari menyebabkan sungai meluap minggu lalu, membanjiri kota dan memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka.

Baca Juga: Malaysia Berduka, Perayaan Tahun Baru Diganti Tahlilan di Seluruh Masjid

Peralatan yang rusak dan perabotan yang basah kuyup menumpuk di jalan-jalan dan di luar rumah saat penduduk dan sukarelawan melanjutkan pembersihan besar-besaran.

"Saya marah. Tidak ada bantuan dari pemerintah... Kami membutuhkan uang tunai untuk membangun kembali kehidupan kami," kata Asniyati Ismail, yang tinggal di kawasan Shah Alam, ibu kota negara bagian Selangor.

"Ada lumpur di mana-mana, semuanya hancur," katanya saat kedua anaknya membantunya membersihkan.

Gundukan sampah yang tertinggal setelah banjir juga memicu kekhawatiran akan wabah penyakit. Selangor, yang mengelilingi ibu kota Malaysia Kuala Lumpur, adalah negara bagian yang paling parah dilanda banjir.

Banyak orang di Shah Alam terdampar di rumah mereka tanpa makanan selama berhari-hari, sebelum dievakuasi dengan kapal dalam operasi penyelamatan yang kacau.

"Pemerintah sangat lamban dalam misi penyelamatan," kata warga Kartik Rao. "Dan sekarang mereka lambat dalam operasi pembersihan. Bahkan setelah tujuh hari, sampah di lingkungan ini belum dibersihkan."

Kawitha Maratha, 39, dan keempat anaknya diselamatkan dengan perahu setelah air banjir naik dengan cepat ke lantai dua rumah mereka di Shah Alam. Suaminya meninggal. “Banjir telah menghancurkan hidup kami,” katanya.

Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob telah mengakui kelemahan dalam respons banjir, tapi menjanjikan perbaikan di masa depan.

Malaysia dilanda banjir setiap tahun selama musim hujan, dari November hingga Februari, tapi bulan ini adalah yang terburuk sejak 2014.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: