Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PDIP Diterima di Berbagai Kelas Sosial: Efek Jokowi sebagai Presiden

PDIP Diterima di Berbagai Kelas Sosial: Efek Jokowi sebagai Presiden Kredit Foto: Instagram/Joko Widodo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Datasight Indonesia Radhiatmoko mengungkapkan, PDIP diterima di berbagai kalangan masyarakat, baik dari kelompok menengah ke bawah hingga menengah ke atas.

Hal tersebut terlihat dari hasil survei nasional yang dilakukan oleh Center for Indonesian Reform (CIR) dan Datasight Indonesia pada 6-9 Januari 2022.

Baca Juga: Soal Ucapan Pengunduran Pemilu, Orang PDIP Ungkap Tanggapan Megawati, Ternyata...

"Pemilih berpendidikan rendah hingga menengah lebih banyak memilih PDIP. Anomalinya, PDIP ini mulai diterima di kelas atas. Jadi, bukan lagi jadi partai 'wong cilik', tapi sudah diterima di mana-mana," ujar Radhiatmoko dalam acara rilis survei di Jakarta, Rabu (12/1/2022).

Diterimanya Partai PDIP di berbagai kelas sosial disebut dipengaruhi oleh citra Jokowi selama menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. "Ya mungkin efek dari Jokowi sebagai presiden," imbuhnya.

Selain itu, faktor lain yang mungkin juga memicu popularitas PDIP di berbagai kalangan kelas sosial adalah informasi pembangunan dan lainnya, kata Radhiatmoko.

"Informasi-informasi itu membuat PDIP diterima sebagai partai wong cilik," tuturnya.

Di sisi lain, survei juga menemukan para calon pemilih berpendidikan tinggi memiliki kecenderungan mendukung partai PKS.

Sebagai informasi, survei ini dilakukan dengan metode wawancara melalui telepon pada 6-9 Januari 2022. Total responden mencapai 1.200 yang dipilih dengan menggunakan teknik systematic random sampling berdasarkan database DPT 2019 yang pernah diwawancara Datasight Indonesia. Adapun margin of error sebesar kurang lebih 3,0% pada tingkat kepercayaan 95%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: