Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Targetkan Pendapatan Hingga Rp20 Triliun, Ini Prioritas Holding BUMN Pertahanan

Targetkan Pendapatan Hingga Rp20 Triliun, Ini Prioritas Holding BUMN Pertahanan Kredit Foto: Len Industri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi meneken Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2022 sebagai landasan dasar pembentukan Holding BUMN Industri Pertahanan (Indhan) pada 12 Januari 2022 lalu.

Sebagaimana diketahui, Holding BUMN Indhan dengan nama Defend ID terdiri dari PT Len Industri (Persero) sebagai induk holding, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, PT Pindad, dan PT Dahana. Setelah diresmikan, Holding Pertahanan ini langsung menargetkan pentapatan hingga Rp20,87 triliun.

Baca Juga: Kementerian BUMN Sebar Satgas Bencana di 34 Provinsi

"Di tahun 2022 ini, pendapatan konsolidasi ditargetkan bisa mencapai Rp20,87 triliun atau Rp11 triliun di antaranya dari sektor pertahanan. Jika itu tercapai, diprediksi Defend ID dapat merangsek ke Top 90 Global Defence Company dengan asumsi pendapatan perusahan lain tidak berubah," ujar Direktur Utama PT Len Industri (Persero), Bobby Rasyidin, dalam keterangan tertulis yang diterima Jumat (4/2/2022).

Boby mengatakan, hal tersebut tidak terlepas dari kinerja kelima BUMN Indhan pada akhir tahun 2021 yang meraup total pendapatan sebesar Rp15,98 triliun (pertahanan dan non-pertahanan). Sebesar Rp7,98 triliun berasal dari sektor pertahanan atau 19% penyerapan terhadap anggaran alpalhankam tahun 2021.

Pencapaian tersebut meningkat dari total pendapatan tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp12 triliun (pertahanan dan non-pertahanan) atau sebesar Rp5,8 triliun dari sektor pertahanan atau 16% penyerapan terhadap anggaran alpalhankam tahun 2020.

Sementara itu, prognosa total aset Defend ID di akhir tahun 2021 sebesar Rp36,04 triliun dan ditargetkan tumbuh menjadi Rp39,88 triliun di tahun 2022.

"Kondisi saat ini antara lain dipengaruhi oleh keterbatasan pembiayaan modal kerja dan investasi, keterbatasan kontrak jangka panjang 5 hingga 10 tahun, ekosistem industri pertahanan dan pengadaan yang belum sepenuhnya terintegrasi, serta rasio TKDN dan anggaran R&D yang perlu makin ditingkatkan," ujarnya.

10 Prioritas

Boby melanjutkan, setelah dibentuk, Holding Defend ID akan menjalankan setidaknya 10 prioritas, yaitu business development melalui global partnership, pengembangan bisnis Maintenance, Repair & Overhaul (MRO).

Kemudian integrasi matra, digitalisasi dan implementasi ERP, restrukturisasi financial & liabilities management, streamlining anak perusahaan, implementasi shared service untuk seluruh anggota holding, serta melakukan riset dan inovasi bersama melalui pendirian IDMRI (Indonesia Defence & Manufacturing Reseach Institute).

Selanjutnya, optimalisasi sumber daya manusia, mengintegrasikan ekosistem dan supply chain industri pertahanan melalui kerja sama dengan seluruh industri pertahanan. Baik di tier 2, 3, dan 4, serta melakukan peningkatan TKDN untuk berbagai produk ungggulan Holding BUMN Indhan.

Holding dapat meminimalisasi terjadinya tumpang tindih produk antar-anggota Defend ID. Len sebagai induk holding berperan mewujudkan interoperability atau mengintegrasikan elektronik 3 matra TNI baik darat, laut, maupun udara.

"Len fokus pada platform dan MRO yang menjadi penentu superioritas alat utama sistem persenjataan (alutsista), dan terintegrasinya berbagai sistem pertahanan nasional (Network Centric Warfare) dengan radar pertahanan dan penginderaan bawah air sebagai program prioritasnya," ungkapnya.

Kemudian, Dirgantara Indonesia (DI) fokus pada pengembangan platform matra udara dan MRO dengan pesawat tempur, rudal, dan drone sebagai program prioritasnya. PAL Indonesia fokus pada pengembangan platform matra laut dan MRO dengan kapal selam sebagai program prioritasnya.

Lalu, Pindad fokus pada pengembangan platform matra darat dan MRO serta penyediaan senjata dan munisi dengan medium tank dan roket sebagai program prioritasnya. Serta, Dahana fokus pada pengembangan produk energetic materials atau bahan peledak untuk seluruh matra dengan propelan sebagai program prioritasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: