Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Antisipasi Gejolak Harga Bahan Pokok, Satgas Pangan Tingkatkan Koordinasi

Antisipasi Gejolak Harga Bahan Pokok, Satgas Pangan Tingkatkan Koordinasi Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri menggandeng Kementerian/lembaga dan pelaku usaha untuk mengantisipasi lonjakan harga bahan pokok. Harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat berpotensi naik menjelang Ramadan.

"Maka untuk meminimalisir (meminimalisasi) kenaikan tersebut kami telah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait termasuk dengan asosiasi-asosiasi dan para pelaku usaha," kata Ketua Satgas Pangan Polri Irjen Helmy Santika di Jakarta, Rabu (23/3).

Helmy mengatakan koordinasi itu utamanya untuk memastikan kemaksimalan produktivitas. Kemudian, percepatan distribusi dan memangkas rantai pasok. "Agar ketersediaan aman, distribusi lancar sehingga harga akan terkendali dan terjangkau oleh masyarakat," ujar jenderal bintang dua itu.

Baca Juga: Jelang Ramadan Aktivitas Spekulan Diprediksi Meningkat, Maruf Minta Polisi Bertindak

Helmy pun membeberkan penyebab harga bahan pokok melonjak. Kenaikan harga pangan menjelang lebaran, kata dia, lebih disebabkan naiknya permintaan. "Sehingga, bila permintaan naik sementara ketersediaan kurang dan distribusi tidak lancar maka harga akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan," tutur Staf Ahli Manajemen Kapolri.

Sementara itu Kementerian Pertanian dan petani di seluruh wilayah berupaya turut berpartisipasi mengamankan stok cabai menjelang hari besar keagamaan. Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto juga optimistis bahwa pasokan cabai tahun ini akan mencukupi.

“Untuk menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri, kita harus pastikan agar stok tersedia dalam jumlah yang cukup. Meskipun gejolak harga umum terjadi, kami berupaya meminimalisir sebisa mungkin,” ujar Anton, panggilan akrabnya.

Jika dilihat dari data Early Warning System (EWS), lanjut Anton, ketersediaan aneka cabai pada April mengalami defisit. Berdasarkan angka sasaran produksi, diperkirakan total produksi cabai besar nasional pada April 2022 sebesar 107.932 ton dengan kebutuhan sebesar 109.125 ton sehingga neraca cabai besar defisit 1.192 ton.

Untuk cabai rawit diperkirakan total produksi nasional sebesar 112.490 ton dengan kebutuhan diperkirakan sebesar 114.738 ton, sehingga neraca cabai rawit defisit sebesar 2.248 ton.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: