Elon Musk dan Gaya Komunikasinya yang 'Spektakuler', Gak Aneh Duitnya Nyaris Rp4.000 Triliun!

Warta Ekonomi, Jakarta -

CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk terbiasa membuat janji dalam pengumuman spektakuler tetapi tidak menepati semuanya. Musk dinilai senang menciptakan buzz dan tahu bagaimana mengalihkan perhatian ketika salah satu perusahaannya menghadapi krisis komunikasi dan citra dirinya.

Baru-baru ini Musk kembali melakukan hal tersebut saat perusahaannya, Tesla diselidiki oleh Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional karena kecelakaan fatal pertama yang melibatkan Autopilot Tesla, sistem bantuan pengemudi Tesla, pada tahun 2016.

Tetapi salah satu pukulannya yang paling spektakuler adalah 'membom' komunikasi Departemen Pekerjaan dan Perumahan yang Adil California, melansir The Street di Jakarta, Senin (4/4/22).

Baca Juga: Pajak Miliarder AS Buru Para Crazy Rich, Elon Musk Bakal Ditagih Rp718 Triliun

Pada bulan Februari, agensi tersebut sedang bersiap untuk mengajukan keluhan terhadap Tesla atas perlakuan terhadap karyawan Kulit Hitamnya, tetapi Tesla mengejutkan agensi dengan menerbitkan posting blog jauh sebelum agensi mengajukan keluhan diskriminasi dan pelecehan.

Dalam postingannya, Tesla mempertanyakan kredibilitas agensi tersebut. Manfaat dari strategi ini adalah mendikte liputan acara dan memiliki kendali atasnya. Alih-alih bersikap defensif, Tesla dan Musk justru menyerang.

Salah satu keterampilan hebat Musk adalah memberi kesan bahwa ketika Anda mengemudi di Tesla, Anda menjalani pengalaman yang unik. Kapitalisasi pasar Tesla adalah bukti bahwa strategi dan narasi ini bekerja dengan sangat baik. Musk dan Tesla adalah pendongeng yang hebat.

Pabrikan kendaraan listrik yang dibuat pada tahun 2003 memiliki penilaian sebesar USD1,12 triliun. Tidak ada perusahaan otomotif lain yang mendekati angka ini.

Sementara itu, kekayaan bersih Musk mencapai USD273 miliar (Rp3.916 triliun) pada 2 April 2022, menurut Bloomberg Billionaires Index. Sang maestro adalah satu-satunya orang di atas ambang batas USD200 miliar.