Dukung Percepatan Target EBT, PLTU Ini Manfaatkan Limbah Sawit Sebagai Bahan Bakar

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Berau di Kalimantan Timur telah memanfaatkan limbah cangkang sawit sebagai bahan bakar utama dengan perbandingan 5 persen cangkang sawit dan 95 persen batu bara melalui program co-firing biomassa.

General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Kalimantan Daniel Eliawardhana menyampaikan, program co-firing merupakan upaya percepatan target bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada 2025. Tujuannya tanpa harus membangun pembangkit baru melainkan dengan melakukan substitusi sebagian batu bara dengan biomassa.

Baca Juga: Ini Nih 5 Efek yang Jadi Biang Keroknya Harga Sawit Melambung Tinggi, Simak!

Dalam keterangan resminya, dilansir dari laman InfoSAWIT pada Selasa (5/3) saat ini, PLTU Berau berkapasitas 2 x 7 MegaWatt menjadi salah satu pembangkit listrik di Kalimantan yang menerapkan teknologi substitusi biomassa dengan batu bara. Dijelaskan Daniel, pelaksanaan co-firing cangkang sawit dan batu bara di PLTU Berau telah berlangsung sejak Mei 2021 dengan memanfaatkan limbah cangkang sawit lebih dari 500 ton.

“Cangkang sawit memiliki nilai kalori yang lebih tinggi dibandingkan nilai kalori batu bara yang digunakan di PLTU Berau, sehingga secara teknis program co-firing juga mendukung dalam peningkatan efisiensi PLTU PLN," kata Daniel.

Dalam menjaga kontinuitas pasokan cangkang sawit, pihak PLN telah menjalin kerja sama dengan koperasi dan masyarakat setempat. Harapannya, program co-firing juga membawa dampak positif terhadap perekonomian masyarakat Berau terutama dalam pemanfaatan limbah hasil perkebunan rakyat.

Sebelumnya, program yang sama telah berhasil diimplementasikan pada lima PLTU lain di Kalimantan yaitu PLTU Asam-asam di Kalimantan Selatan; PLTU Pulang Pisau di Kalimantan Tengah; PLTU Sintang; PLTU Ketapang; dan PLTU Sanggau ketiganya di Kalimantan Barat.