Sebut Luhut Pembohong Soal Big Data Pemilu, Pengamat: Dia Rajanya Peran dan Akan Terus Bersandiwara
Direktur Program dan Litbang Institut Jakarta (IJ) Agung Nugroho mengatakan, klaim Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan soal big data hanya hoaks belaka.
Hal itu disampaikan Agung merespons pernyataan Luhut yang menolak membuka big data terkait penundaan Pemilu 2024.
Baca Juga: Big Data Pemilu Belum Dibuka Juga, Refly Harun: Luhut Berpotensi Buat Onar hingga Berita Hoaks!
Seperti diketahui, Luhut mengeklaim mempunyai big data suara 110 juta pengguna media sosial yang ingin Pemilu 2024 ditunda.
“Luhut ini rajanya peran. Jadi, dia akan terus bersandiwara memiliki big data yang mendukung penundaan pemilu,” ujar Agung kepada GenPI.co, Kamis (14/4).
Menurut Agung, ada cara yang sangat mudah untuk membuktikan ketidakbenaran atas pernyataan Luhut.
Pertama, di dalam media sosial orang bisa memiliki lebih dari satu akun, sehingga data tersebut jelas tidak valid.
Kedua, kata Agung, seharusnya Luhut tidak ragu untuk mengumumkan kepada publik jika data yang dia miliki benar-benar ada.
“Pembohong akan terus berbohong untuk menutupi kebohongan tersebut dengan kebohongan baru,” jelasnya.
Agung juga menduga Luhut sedang mencoba menjadi king maker terkait penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode.
Baca Juga: Luhut Dicap Pengkhianat Demokrasi, Mahasiswa: Banyak Janji Palsu dan Kepentingan Oligarki!
“Ini bisa saja atas sepengetahuan Presiden Jokowi sebagai kepala negara,” kata Agung.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: