Upaya Pertamina melakukan penyaringan (filterisasi) pengguna BBM subsidi diperlukan karena selama ini penyalurannya tidak tepat sasaran. Banyak masyarakat mampu leluasa menikmati BBM subsidi, khususnya solar, yang harganya paling murah di antara semua jenis BBM yang dijual Pertamina dan pesaing.
Saleh Abdurrahman, Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas), menjelaskan strategi digitalisasi melalui aplikasi yang dikembangkan oleh Pertamina sudah sesuai dengan arahan Pemerintah agar ada cara untuk mengendalikan penyaluran BBM subsidi.
Penggunaan MyPertamina bisa efektif mengendalikan subsidi sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat yang lebih mampu untuk konsumsi BBM yang lebih ramah lingkungan dan nonsubsidi.
“MyPertamina salah satu cara atau tool untuk melakukan subsidi tertutup atau menyasar konsumen yang memang berhak, selain untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan BBM subsidi,” ujar Saleh, Kamis (7/7/2022).
Mulyanto, Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS, menambahkan Pemerintah harus bergerak cepat menyiapkan payung hukum agar pengguna BBM subsidi tepat sasaran.
Langkah Pertamina melakukan digitalisasi penyaluran BBM subsidi harus dibarengi dengan penerbitan revisi Peraturan Presiden No 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak bila serius membatasi pengguna BBM subsidi, baik solar maupun pertalite.
Penyaluran subsidi BBM kini memasuki babak baru. Sejak 1 Juli 2022, PT Pertamina (Persero) melalui subholding Commercial &Trading PT Pertamina Patra Niaga (PPN) mulai mendata masyarakat yang berhak menggunakan BBM solar bersubsidi dan BBM penugasan jenis pertalite.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: