Perkebunan Sawit Bisa Dijadikan Lokasi Pengembangan Ternak Sapi, Mengapa?

Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian RI menganalisasi setidaknya terdapat empat alasan perkebunan kelapa sawit bisa dijadikan sebagai lokasi pengembangan ternak sapi.

Pertama, tersedianya lahan yang luas untuk pengembangan sapi. Apalagi sampai saat ini, tutupan perkebunan kelapa sawit telah mencapai 16,38 juta hektar sehingga berpeluang untuk diintegrasikan dengan sapi-sawit.

Baca Juga: Minyak Sawit Sebagai Solusi Krisis Pangan dan Energi Dunia

Kedua, tersedianya biomassa pakan sepanjang tahun. Diungkapkan Plt. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Ali Jamil, perkebunan kelapa sawit mampu menghasilkan bioamassa yang bisa dijadikan sumber pakan ternak, misalnya pelepah dan daun sawit, hijauan dibawah naungan sawit, bungkil sawit, serta solid.

Ketiga, tersedianya potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yakni petani sawit untuk mengelola usaha pembiakan/penggemukan sapi. Keempat, dengan penerapan integrasi sapi- sawit maka bisa mengurangi biaya pupuk dan herbisida di perkebunan sekitar 30 persen. 

“Serta mampu meningkatkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sawit dari pupuk hayati berasal dari kotoran sapi, dengan demikian bisa mewujudkan sawit ramah lingkungan,” tutur Plt. Dirjen Perkebunan, Ali Jamil, dilansir dari laman InfoSAWIT pada Kamis (21/7). 

Baca Juga: Disebut Rusak, Eh Tim Polri Hasil Jenderal Listyo Temukan Rekaman CCTV Soal Kasus Rumah Ferdy Sambo!

Lebih lanjut disampaikan Ali, dari analisa yang telah dilakukan, dengan lahan perkebunan kelapa sawit yang dikelola petani mencapai 6,08 juta hektar, dimana sebanyak 4,8 juta hektar merupakan perkebunan kelapa sawit pada fase Tanaman Menghasilkan (TM). Oleh karena itu, potensi pengembangan sapi yang bisa dilakukan secara maksimal bisa mencapai 3 ekor sapi per hektar dengan melihat potensi pakan yang ada di perkebunan kelapa sawit.