Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sinyal Kuat Duet Prabowo dan Cak Imin, Poros Baru Kekuatan Politik di Pilpres 2024

Sinyal Kuat Duet Prabowo dan Cak Imin, Poros Baru Kekuatan Politik di Pilpres 2024 Kredit Foto: Antara/ANTARA/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional Adib Miftahul menilai bahwa akan terjadi poros politik baru jelang pemilihan presiden (Pilpres) di 2024 mendatang. Hal tersebut dikatakan berdasarkan analisanya mengenai wacana duet Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Dalam koalisi tersebut, Adib menilai bahwa kedua partai berkemungkinan besar mengusung para ketuanya di kontestasi Pilpres 2024, yakni Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Dia menilai, duet pasangan calon tersebut lebih serius jika dibandingkan dengan wacana koalisi lainnya.

Baca Juga: Prabowo dan Cak Imin Saling Memuji di KPU, Bakal Bentuk Koalisi Baru

"Prabowo-Cak Imin, dari banyaknya koalisi, saya melihat ini agak serius ketimbang Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Misalnya, wacana-wacana NasDem, Demokrat, PKS, saya melihat ini (Prabowo-Cak Imin) agak serius," kata Adib pada Warta Ekonomi, Selasa (9/8/22).

Duet tersebut juga dikatakan berdasarkan pesan tersirat dari para elit politik kedua partai tersebut. Kendati demikian, Adib meyakini bahwa peta politik masih bisa berubah sewaktu-waktu, tetapi duet Gerindra-PKB dia nilai agak serius dalam pergerakannya.

Menurutnya, Prabowo Subianto dengan citra kenegarawanannya dan Cak Imin dengan PKB-nya, berkemungkinan besar memberikan alternatif poros baru politik di perhelatan Pilpres mendatang.

"Citra Pak Prabowo yang menurut saya negarawan, dari dulu pertarungan Pak Jokowi dan masuk pada koalisinya Pak Jokowi, bakal berkoalisi dengan Cak Imin dengan PKB-nya, saya rasa ini memberikan alternatif poros baru, bahwa ada garis religius kebangsaan yang dipunyai oleh PKB ada garis nasionalis (Gerindra)," katanya.

Baca Juga: Ikut Kawal Kasus Brigadir J, Pesan Hotman Paris Buat Bharada E Mau Jadi Justice Collaborator?

Adib menilai, duet tersebut akan menjadi kekuatan politik baru dengan dua tokoh yang memiliki daya tawar yang cukup tinggi. Dengan basis elektoralnya, kata Adib, nasionalis yang dimiliki Gerindra dan kaum Islam kebangsaan yang digaungkan PKB mampu membentuk kekuatan politik di kontestasi Pilpres 2024 mendatang.

Adib juga menilai, kegagalan Prabowo dengan pendukung Islam yang "Amar Ma'ruf Nahi Mungkar", bisa berganti dengan Rahmatan Lil Alamin seandainya duet dengan Cak Imin terjadi.

"Pendukung Islam Amar Ma'ruf Nahi Mungkar mungkin narasi Islam yang menurut saya tegas, tapi sekarang mungkin karena Pak Prabowo dengan afiliasi kepada koalisi (PKB), banyak juga didukung oleh pendukungnya Pak Jokowi, bermain dengan PKB, mungkin nanti bisa slogannya berganti 2024 yang diusung Gerindra adalah pendukung Islam tradisional yang Islam Rahmatan Lil Alamin," katanya.

Baca Juga: Prabowo Kirim Sinyal Siap Kembali Maju Menjadi Capres, Jokowi Restui?

Sementara itu, Adib menilai bahwa ada beberapa pekerjaan rumah yang mampu berpotensi terganjalnya duet tersebut. Hal itu dia katakan berdasarkan popularitas Cak Imin yang sebagai figur yang dibeberapa hasil survei popularitasnya sulit bersaing.

"Nah figur dari Cak Imin ini bagaimana mengaturnya, makanya ketika dia harus berbaik-baik dengan dukungan PKB yang banyak juga dari warga NU ini menjadi sebuah PR bagi Cak Imin. Kelemahan tinggal ada di Cak Imin karena memang dari beberapa survei juga banyak jebloknya kan begitu," katanya.

Lebih lanjut, Adib berasumsi seandainya koalisi tersebut benar terjadi, Prabowo kapok dengan dukungan yang mengalir dari para ulama garis keras. Oleh sebab itu, Adib menilai duet bersama PKB menjadi alternatif yang diperhitungkan melalui jalur ulama garis moderat.

Baca Juga: "Ini Kasus Kriminal Serius", DPR Blak-blakan Sebut Punya Kekhawatiran Soal Kasus Brigadir J, Simak!

"Prabowo kapok didukung ulama Amar Ma'ruf Nahi Mungkar, alias ulama garis keras. Kalah terus. Mencoba peruntungan dengan dengan ulama Rahmatan Lil Alamiin, alias ulama garis moderat. Bekal yg kedua ini terjadi, karna Prabowo masuk koalisi Jokowi, dan DNA PKB religius sesuai dengan platform Gerindra (nasionalis religius)," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: