Eranyacloud Bantu Perusahaan Kelola Infrastruktur IT

PT Era Awan Digital memperkenalkan Eranyacloud, sebuah cloud service provider yang bisa diandalkan, aman, dan simpel dengan dukungan penuh 24 jam setiap hari.

Layanan yang disediakan Eranyacloud antara lain adalah Public and Private Cloud, Cloud Backup Protect, Disaster Recovery, Virtual Security Operation Center (vSOC), Web Application Security (WAF), Email Collaboration, dan Managed Services dengan multi-cloud capability.

Eranyacloud sendiri sudah memulai bisnisnya sejak 2020. Seluruh layanan dan infrastruktur Eranyacloud  telah memiliki sertifikasi ISO 9001/27001.  “Eranyacloud merupakan full service cloud provider yang membantu perusahaan untuk mengelola seluruh infrastruktur IT mereka,” ungkap Shaanee  Harjani, Chief Executive Officer (CEO) Eranyacloud.

Selama dua tahun terakhir, Eranyacloud juga telah dipercaya oleh berbagai korporasi terkemuka di Indonesia.Untuk memberikan solusi cloud infrastruktur yang terbaik bagi pelanggan, Eranyacloud menggunakan AMD EPYC prosessor.

“Prosesor AMD diciptakan dengan baik untuk memberikan nilai, keamanan, dan kinerja kelas dunia, yang memungkinkan pelanggan kami mencapai keunggulan kompetitif yang signifikan. Kami sangat senang bermitra dengan Eranyacloud dan akan berdedikasi untuk menyediakan solusi yang powerful untuk workloads mereka (Eranyacloud) yang sangat intensif,” kata Peter Chambers, Managing Director, Sales, AMD Asia Pacific & Japan.

Tidak hanya itu, prosesor canggih tersebut didukung oleh all-flash storage yang 100% menggunakan storage berbasis NVMe, yang akan memberikan performa terbaik untuk beban kerja kritikal pada infrastruktur IT.

“Storage berbasis NVMe ini memungkinkan pengguna untuk memiliki kecepatan server hingga sepuluh kali (10x) lebih cepat dari storage biasa,” kata Fani Fatullah, Chief Technology Officer (CTO) Eranyacloud.

Eranyacloud memiliki dua lokasi data center di Indonesia dengan level Tier 4 dan Tier 3, yang menjamin uptime hingga 99,9% Service Level Agreement (SLA). Kedua zona yang tersedia tersebut memungkinkan penggunanya membangun skema Disaster Recovery. 

“Skemanya adalah untuk mereplikasi layanan/aplikasi menjadi dua mesin fisik yang terpisah untuk meminimalkan dampak yang disebabkan oleh kegagalan suatu infrastruktur akibat bencana yang tidak terduga,” imbuh Fani.