Bisnis sektor pariwisata khususnya perhotelan terus menggeliat pascapandemi Covid-19. Termasuk di wilayah Kabupaten Bandung dengan kehadiran Grand Sunshine Resort yang mengusung menu andalan tradisional sehingga mampu meningkatkan okupasi hingga 80 persen.
Sekda Kabupaten Bandung, Cakra Amiyana mengatakan dengan peningkatan jumlah hotel di Kabupaten Bandung, maka akan meningkatkan sumber pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Bandung.
"PAD ini akan digunakan untuk program pembangunan di Kabupaten Bandung seperti pendidikan, kesehatan, dan lainnya," kata Cakra kepada wartawan saat peresmian Restoran Giwangkara yang didampingi langsung owner Grand Sunshine Resort, Shetty di Grand Sunshine Resort and Convention, Kabupaten Bandung, Sabtu (4/9/2022).
Menurutnya, dengan bertambahnya fasilitas wisata di kawasan tersebut, maka UMKM lokal bisa memasok makanan termasuk suvernir untuk pengunjung sehingga bisa menumbuhkan perekonomian masyarakat setempat.
"Kami berharap akan lebih banyak tumbuh hotel maupun tempat wisata di Kabupaten Bandung, minimal 10 hotel bintang 4," ujarnya.
Selain itu, berbagai event yang diselenggarakan Grand Shunshine Resort, seperti Festival Wedding dinilai penting dilakukan karena menjadi salah satu potensi wisata ke depan di Kabupaten Bandung.
Dia menilai destinasi event yang awalnya di Kota Bandung bisa beralih ke Kabupaten Bandung. Hal ini menjadi potensi untuk perkembangan ekonomi saat ini.
"Pulih lebih cepat bangkit lebih kuat. Itu yang akan terus kita gaungkan," tegasnya.
Termasuk pembukaan Restoran Giwangkara Sundanese Concept yang ada di hotel tersebut, bisa menjadi lokasi digelarnya festival wedding. "Jadi wedding organizer dari berbagai daerah bisa melaksanakan wedding event-nya di sini," imbuhnya.
Adapun General Manager Grand Sunshine Resort and Convention, Darmawan Pandoyo Drajat mengungkapkan pihaknya menawarkan konsep yang baru bagi wisatawan mancanegara maupun domestik dengan mengusung tradisi budaya Sunda, Jawa Barat. Bahkan, menawarkan potongan harga hingga 50 persen bagi pengunjung.
"Setelah PPKM dilonggarkan okupansi hotel hampir mencapai 80 persen," katanya.
Dia menyebutkan para pengunjung hotel masih didominasi wisatawan domestik. Meski demikian, pihaknya menargetkan kunjungan rata-rata 20 persen wisatan asing seperti Saudi Arab, Eropa, dan beberapa negara Asia (Korea, China dan Jepang) maupun domestik.
"Sebetulnya kita menambah fasilitas kamar juga sehingga bisa meningkatkan okupansi," ujarnya.
Salah satu fasilitas terbaru yaitu Restoran Giwangkara untuk menambah pilihan wisatawan jika ingin menggelar sosial event seperti pernikahan, ulang tahun, dan sebagainya.
"Kapasitas restoran kita bisa menampung 350 orang dan sudah sertifikasi halal dari MUI," ujarnya.
Restoran Giwangkara juga menyajikan menu tradisional andalan, yaitu sembilan menu sambal andalan seperti sambal welcome dan sambal mangga yang siap memanjakan pengunjung yang disajikan secara prasmanan. Menu spesial yang disajikan seperti bebek goreng dan bakar dengan rasa terbaik.
"Rasanya smooth apalagi ditambah semur jengkol. Sembilan macam sambal itu free untuk pengunjung jadi pengunjung datang ke sini tinggal pilih saja beberapa opsi makanan yang diinginkan favoritnya, Ada petai jengkol enggak kalah pokoknya. More than ready to serve you all," jelasnya.
Dia menyebutkan Restoran Giwangkara juga bisa digunakan event wedding. Seperti event wedding sebelumnya, Hotel Grand Shunshine sudah menggelar event perdana dengan memberikan grand prize setiap transaksi Rp1 juta mendapatkan satu kupon undian.
"Hadiahnya dua tiket pesawat Jakarta-Bali dengan menginap dua malam di Grand Sweet Bali Shunshine, juga piknik di Tanjung Benoa untuk yang beruntung," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: