Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prioritaskan Produk Dalam Negeri, PLN Icon Plus Kembangkan One Stop Service

Prioritaskan Produk Dalam Negeri, PLN Icon Plus Kembangkan One Stop Service Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Icon Plus memprioritaskan penggunaan produk lokal dalam ekosistem kendaraan listrik. Hal itu terbukti salah satunya melalui fitur Electric Vehicle Digital Services (EVDS) yang terdapat di dalam aplikasi PLN Mobile. 

Manajer Manajemen Bisnis dan Produk PLN Icon Plus, Haidar Ahmad mengatakan, fitur EVDS pada aplikasi PLN Mobile hadir untuk mengintegrasikan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. 

Baca Juga: HCML Siap Suplai Gas ke PGN dan PLN, Berikut Rinciannya!

"Kalau bicara bisnis kita tidak hanya bicara produknya saja, tapi kita juga harus berbicara demandnya. Jadi kita sedang membangun Electrifying Lifestyle oleh ekosistem yang terintegrasi," Ujar Haidar dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (26/11/2022). 

Haidar mengatakan, fitur EVDS ini mencakup pembentukan komunitas, stasiun pengisian, penukaran baterai, Marketplace, Test Drive, bahkan penyewaan kendaraan listrik.

Fitur ini diharapkan dapat mendorong belanja produk dalam negeri yang berimbas pada peningkatan angka TKDN. Apalagi, aplikasi yang terintegrasi ini juga merupakan hasil karya dalam negeri. 

"Alhamdulillah kami di PLN Icon Plus sudah melakukan upaya peningkatan TKDN pada ekosistem EV dari sisi teknologinya. Kami membangun sistem yang terintegrasi baik itu dari usernya maupun charger-nya itu kami bangun sendiri. Kami memulai semuanya dari nol, kami belajar bagaimana komunikasi antara sistem, server dengan charger," Ujarnya. 

Lanjutnya, ada beberapa komponen dari ekosistem kendaraan listrik yang memiliki potensi untuk dikembangkan di dalam negeri. 

Misalnya adalah material dan pengolahan kendaraannya, perakitan kendaraan, baterai, charger, pengembangan teknologi, hingga pengolahan limbah. 

"Bicara TKDN kita tidak bisa bicara masing-masing, kita harus bicara bersama-sama collective action bagaimana material dan pengolahannya, bagaimana perakitannya, dan bagaimana teknologinya," Tutupnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: